0

mencontoh penerimaan tamu dari sebuah keluarga arab


Siang ini saya tidak ke dapur untuk menyantap makan siang seperti biasanya. Undangan rapat penutupan kegiatan UAN sudah saya kantongi dari dua hari kemarin. Sudah rahasia umum, kalau rapat siang otomatis ada bungkusan nasi tersedia untuk peserta rapat. Alhamdulillah menu rapat siang ini adalah sate kambing, menu yang lama tak jumpa. Selesai rapat, saya mendapat amanah untuk mengantarkan beberapa bungkus sate kambing untuk Syekh kami, Syekh Makhrus. Kebetulan Istri dan ke empat anaknya baru tiba di Indonesia dan saya pribadi belum sempat melihat mereka. Dijalan menuju kediaman beliau, saya dan teman saya melatih-latih bahasa Arab kami. Karena Syekh Makhrus belum bisa berbahasa Indonesia dengan lancar, maka kami lah yang harus berbahasa Arab.

Pintu rumah Syekh selalu terbuka, menunjukkan keterbukaan terhadap siapa saja yang ingin berkunjung.
Assalaamu'alaikum," salam kami dari depan pintu.
Wa'alaaikumsalam warahmatullah wabarakatuh", terdengar suara menjawab salam dari dalam rumah.
Ternyata yang menyambut kami adalah istri syekh.
Tafaddhol….Tafaddhol…..

Akhirnya kami masuk, didalam sedang tertidur
Back to Top