0

Menghirup udara santai ditemani danau dan Goa Pancur

Image
https://www.google.com/maps
Letaknya tidak terlalu jauh dari rumah saya. Sekitar 15 menit menuju pintu masuk desanya. Dari sana terpampang gapura bertuliskan "Selamat Datang di Objek Wisata Goa Pancur". Dan untuk benar-benar sampai di objek tujuan, kita perlu melewati jalan kecil berliku sepanjang 3,5 km dari gapura. Tidak perlu khawatir, karena itu jarak yang pendek untuk ditempuh. Akan terasa demikian, karena kita akan melewati sejuknya jejeran pohon jati, segarnya hamparan sawah menghijau, hangatnya sambutan warga sekitar.
Tak terasa sepeda motor yang kami
tumpangi menjejak tanah disekitar gua pancur. Untuk masuk ke area lokasi, akan dikenakan tarif per kendaraan. Untuk sepeda motor terkena pajak retribusi sebesar 3000 rupiah.
Melewati loket pembayaran, pandangan kita akan langsung tersuguhi hamparan danau yang cukup luas. Konon sewaktu suami saya masih kecil, dia melompat dan berenang didalam danau itu. Terdapat plang bertuliskan 'dilarang memancing' menghentikan niat para pemburu ikan menyauhkan kail mereka. Menurut penuturan salah satu penjaja makanan ringan disana, danau sedang dalam masa pembiakan bibit-bibit ikan. Ketika nantinya tiba masa panen, maka pengunjung dapat menyalurkan pancingan mereka yang sempat tertunda.
pemandangan dari depan mulut gua pancur
(sumber: negeriangin-negeriangin.blogspot.com)
Tidak ada pembatas fisik berupa pagar beton ataupun besi antara danau dan sawah-sawah disekitarnya. Cukup bijaksana untuk melestarikan pemandangan yang natural. Area tepi danau menjadi rest point dengan ditanamkannya beberapa balai tempat berduduk santai. Anda juga akan menjumpai ayunan dibeberapa titik yang langsung menghadap ke danau. Beberapa posisi strategis dimanfaatkan untuk menyajikan papan informasi seputar gua pancor. Sisa ruang yang ada disewakan pada para penjaja penganan untuk menimba secercah rezeki dari turis yang berkunjung.
Goa pancur sendiri terletak disudut, tanpa papan penunjuk keberadaan. Area kunjungan didalam goa sangat terbatas, karena terdapat pagar besi pembatas. Sehingga pengunjung tidak bisa mengeksplor lebih jauh ke kedalaman gua. Dinamakan gua pancur karena terdapat air yang mengalir (bahasa jawa: mancur) dari dalam gua. Ketika kami tiba disana, air yang mengalir berwarna coklat keruh. Kemungkinan dikarenakan hujan yang baru saja reda.
Suasana yang tenang dan udara yang segar membuat betah pengunjung. Areal pertamanan cukup bersih dengan fasilitas tempat sampah yang cukup mudah dijangkau. Dekurang burung perkutut menambah ketentraman dalam menikmati perpaduan alam yang eksotis. Dilain waktu saya akan kembali berkunjung. Pada saat panen ikan didanau mungkin? ^.^

0 komen:

Post a Comment

Back to Top