![]() |
www.pinterest.com |
ahlan wa sahlan 'Ali
ILMU vs HARTA
-->
2. Ilmu selalu menjaga pemiliknya, sedangkan pemilik harta harus selalu menjaga hartanya.
3. Ilmu berkembang bila dibagikan, tidak akan binasa, sedangkan harta akan habis bila dibelanjakan,habis karena masa dan usia.
10 kriteria pendamping hidup ala MCDM
Apa yang akan kau lakukan dengan uang 1M ditangan ?
Pada pertengahan kuliah beliau menantang mahasiswa untuk dapat berpikir cepat dan diluar batas. Beliau memberikan waktu 15 menit bagi kami mahasiswa untuk menuliskan sebanyak-banyaknya mengenai hal apa saja yang akan dilakukan seandainya kami memiliki uang 1 Miliar rupiah ditangan.
Trade-off yang (jangan sampai) mematikan
Ya, jangan sampai anda membaca judul di atas tanpa kata-kata yang ada didalam kurung, bakalan jadi "trade-off yang mematikan". whups, jangan sampai ! ! !
Tunggu tunggu tunggu, trade-off tu apa ya? Definisi terikat yang saya kutip dari bapak ibu dosen dikelas bahwa
trade-off adalah suatu keadaan dimana kita dihadapkan pada beberapa pilihan, dimana ketika kita ingin memaksimalkan suatu pilihan akan mengorbankan ketercapaian maksimal dari pilihan lainnya.
Contoh favorit saya baru-baru ini adalah: pilih mana, pria yang good looking tapi semena-mena atau pria dengan tampang standard tapi setia. Contoh lain ketika ingin berbelanja online: suatu produk yang sama pada seller A harganya lebih murah daripada seller B, akan tetapi ongkos kirimnya lebih mahal. Mana yang akan kau pilih? Karena naturalnya tidak ada yang sempurna didunia. Semua terkena hukum trade-off yang memungkinkan manusia memiliki pilihan lebih dari satu.
Hmm, dalam tradisi kamus istilah saya, saya lebih suka membebaskan
Tenang hati oleh dua perkara (sebuah puisi)
Ditenangkan hati oleh dua perkara
Amal shaleh
Dan sahabat yang setia
Tidak mengukir sepi ketika tiada
Karena sudah terpatri satu jiwa raga
Tempat mematri skenario kepercayaan
Lahir dari bening tanpa pamrih
Berkawan bukanlah pemilihan
ditujukan pada satu rasa
kekuatan persaudaraan yang kekal
bukan kekecewaan yang membisu setelahnya
Lagi-lagi, di Surabaya
Makna dibalik cerita Teko dan Isinya (Kajian Rutin MSI Ulul 'Ilmi oleh mas Marzuki Imron)
Ya... ga salah... ga buang-buang waktu ataupun tenaga ketika dalam selang waktu satu setengah jam (dan sungguh waktu terasa cepat sekali berlalu) mengikuti sebuah KANTIN (KAjiaN ruTIN) yang diadakan MSI ULUL 'ILMI TI ITS dan dipembicarai oleh mas Imron tentang makna dibalik hari raya Idul Adha. peserta sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, aku pun tak akan menyalahkan mereka yang menggebu-gebu seperti itu karena memang si pembicara dapat membawakan materi yang sepertinya berat bagi orang awam, menjadi sesuatu yang mudah dipahami. point yang masih saya ingat karena cukup menancap dihati dan pikiran (hahay lebay na) yaitu ketika
kalaulah penyair ...
Kalaulah penyair berpanjang tangan dengan kata,
maka ilmuwan berpanjang angka dengan rumusnya
Kalaulah petani berpanjang tangan dengan padi dengan sawahnya,
maka menteri berpanjang urusan dengan kedudukannya
Kalaulah pelajar berpanjang riang dengan tugasnya,
maka pengamen berpanjang asa dengan gitar bututnya
Aku bukan penyair, bukan pula pengamen,
atau petani, bahkan pelajar,
terlebih ilmuwan, apalagi menteri.
Aku sebagai diriku, bebas dalam ber”aku”.
Berpanjang dalam asa atau tugas,
Berpanjang dalam padi atau muka,
Berpanjang dalam angka atau kata,
Berpanjang dalam urusan atau riang.
Berlarilah menembus batas, dan rasakan kau tak biasa.
Surabaya, ditengah maraknya tugas kuliah