Showing posts with label chirpy script. Show all posts
Showing posts with label chirpy script. Show all posts
0

Sharing materi dan soal Mapel Bahasa Inggris kelas X, XI, XII (Preambule)

Guna memfasilitasi referensi materi bagi para siswa saya khususnya dan masyarakat pendidikan pada umumnya, kiranya akan saya bongkar dan bagikan beberapa dokumen soal dan materi dalam diska komputer saya. Khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Inggris yang sudah saya ampu sejak 2015 silam. Beberapa soal saya buat sendiri, beberapa dari sumber internet, beberapa merupakan campuran. terimakasih tak terhingga kepada para sahabat guru yang telah berbaik hati membagikan ilmunya secara online. Hal tersebut kiranya ambil andil dalam memotivasi saya membagikan sedikit yang saya punya.  Saran dan kritik sangat saya perlukan dan akan saya terima dengan tangan terbuka sebagai upaya perbaikan yang berkelanjutan. Terimakasih atas waktu yang diluangkan untuk membaca tulisan saya ini. 

0

Puisi Berantai _ ANTARA PECINTA, PEJUANG DAN PENJUAL TELUR

Saya pertama kali benar-benar menyimak puisi ketika saya bertemu dengan si puisi berantai. Ketika teman-teman saya memperagakannya sebagai ajang tampil bakat antar sekolah. Satu hal yang sangat saya ingat, saya tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya. 3 orang siswa dengan masing-masing peran membacakan puisi nya sahut menyahut, langsung tanpa jeda, seakan-akan itu satu runtutan puisi. Padahal dalam adegan itu ada 3 puisi yang dibacakan. Beberapa tahun kemudian, saya penasaran dan mencoba menjejak keberadaan teks tertulisnya di internet. Dan inilah hasil nya. Mari menikmatinya bersama-sama ^_^

ANTARA PECINTA, PEJUANG DAN PENJUAL TELUR

Pecinta : Saya akan membacakan puisi berjudul “BUNGA HATIKU BUNGA HATIMU” untuk gadisku yang manis.
0

Rice and Human Body

A tiny white grain is on my palm hand. A rice. I eat it everyday. Indonesian people said that they still feel hungry if they eat without rice. Even when they already have more than enough bread or some other surfeited food on their stomach. That day, I was looking on the grain more intense. I see it everyday of course. But different perspective just came to me out of nowhere when I see it more close.
www.zmescience.com
The color and texture of a grain are so natural. A transparent white, hard light texture that can't be duplicate by human. I remember a case when imitation rice was spreading among people. It was almost look like a real one, made by plastic. What a horrible man who lying people to eat plastic to run their business.

Rice are easy to process. Just add sufficient water and heat it. It will cooked and changed to a white yet tender grain. The cooked form is so friendly for our digestion system. It is tender, so easy to chew, lighten teeth's job. It is also easy to swallow because it is not sticky.

And more important thing is that it come from a nature. Grow up from earth. Just like our body which also consist of earth's element. I think that will explain why our body is so welcoming over the rice, and another natural food. These nature products have same element with our bodies'. That's why they can collaborate together to produce a healthy  physic.
www.dreamstime.com 
Maybe you ever asked yourself why our grand father and his friends in his era could live that long with fresh physic on his age. There were no chemical food or food with preservative that day. They only ate what nature offered them. So natural that their bodies didn't get any contamination of unnatural things. Maybe that is one of their long life factors.

So, if you want to live healthy, it is easy. Just eat less fabricated food, eat more natural food.
See you on the next experience of mine. ;)
0

After undefined years

I got back to surabaya! Several times after I graduate from ITS, I went to Surabaya by myself, either for attend friend's wedding nor respond to interview call from enterprises. I slept on my friend's room that still stay in Surabaya to finish their study. If I had some spare time before I go back to Solo, I like to travel around some places that I used to visit back then.
industrial engineering, our beloved department
(www.yuswono.com)
But yesterday visit was different. I touch Bungurasih's bus station with my husband. The one I spend years together in Surabaya as my college friend, now we come together as husband and wife. I felt something different, walk through classes building holding hands. Hmm...never imagine it before because I thought I would marry some else than him. But there we are, memorizing every part of our building department and find and smiling.
We decided to stay at Bougenvile wisma, which is located inside ITS area. We went around ITS and found so many development on buildings and other facilities: signage, direct-drink water, main gate, bicycle station, eco park with organic vegetable, larger Sakinah, renovated Manarul Ilmi, etc. How long haven't we been here???
Next morning, my husband and I went to Blok-U to visit Pak Nursuko from BAAK. He had close relation with my husband since my husband rent his house when was in college. He was very happy welcoming us in his house. And we share many stories about other CSS MoRa-ers, continue to master degree, etc.
Hasil gambar untuk asrama its
A bridge between Blok C and Blok A of Asrama ITS
(www.asrama.its.ac.id)
Next stop was lunch. We have our  meal at different foodshop every eat-time, while having some nostalgic chat during the time. We also came visiting our ex-room at Asrama ITS and some funny stories urged about him flirting me that time, and I didn't pay much attention on him. I got annoyed because he wouldn't stop doing that. I just thought he as an ordinary guy. But now he walk beside me as my man. Don't we all have our romantic stories? ;)
Our journey has to stop because my husband should go back to his work and I have to come to school the next day. After we attended our friend' wedding reception at Lamongan, we rode the bus heading back to Pati. See you soon Surabaya. See you soon unspeakable memories.

bolen setengah aja...

waktu itu gerimis ringan dijalanan solo-tawangmangu. tapi tidak menyurutkan putaran roda motor menuju amanah farm. kami mau pesan snack ceritanya. buat apa? buat siswa MTs akselerasi yang sedang mengikuti outbond didaerah tidak jauh dari situ. sampai disana kami melakukan pesanan yang baru akan diambil keesokan harinya. tak afdhol pergi darisana tanpa membawa apa-apa ditangan. minimal untuk cemilan dijalan. so, kami ambil beberapa pack bolen.

saya: eh, mbak ros, ini kok beda-beda ya tanda diatasnya? ada yang wijen, ada yang kacang, ada yang ga dikasih. bedanya apa ya?
mbak rosi: eh iya ya...tanya mbak-mbak nya aja yuk

tapi akhirnya kami urung dan terlupa untuk menanyakannya, lantaran para pegawai disitu sibuk-sibuk. akhirnya kami memutuskan untuk mengambil beberapa pack dengan tanda atas lengkap, wijen, kacang dan non-atasan.

lelah dengan perjalanan hampir satu setengah jam dari solo, kami memutuskan rehat sebentar disana dengan ditemani sebotol minuman ringan.

mbak rosi: eh nyobain satu yuk bolennya, mumpung masih fresh from the oven...
saya : aha...ide bagusss, perut ku dari tadi udah lirak-lirik ke tuch bolen
mbak rosi: tapi buka yang mana ya? bedanya apa nech? tadi lupa tanya mbak-mbak nya sich
saya : terserah aja mbak, yang mana aja oke
............................................
mbak rosi: (gigitan pertama) hmm enak ya ^_^
saya : hu'um (dengan mulut nikmat mengunyah bolen, tanpa curiga sedikitpun)
mbak rosi: (gigitan kedua) ini apa ya isinya? pisang paling ya
saya : hu'um (dengan mulut nikmat mengunyah bolen, sekali lagi, tanpa curiga sedikitpun)
mbak rosi: (gigitan ketiga) eh, ini tape tau
saya : ah masa sih mbak? (mulai merasa ada yang tidak beres dimulut)
mbak rosi: iya ini tape...hmm (melanjutkan kunyahan tanpa rasa bersalah, justru dia yang menikmati sekarang)
saya : aaaaa mbak rosiiiiiii....kok bilang-bilang siiiihhhhh kalo ini tape...
mbak rosi: lho kenapa? kamu ga suka tape?
saya : (mengangguk disertai wajah setengah pucat, melihat boleh setengah nyawa ditangan saya, enggan meneruskan proses permakanan)
mbak rosi : hah kok bisa, ga doyan tapi tadi makan dengan lahap?
saya : ya kan tak kira pisang, jadi aku enak-enak aja makannya...
mbak rosi : hahahahaha....

coba ga dibilangin kalo itu tape, pasti bolen itu sudah bahagia dialam sana, purna menunaikan tujuan hidupnya mengenyangkan seorang manusia. sori ya bolen ;(

Resiko menjadi lulusan Teknik Industri

Well, sebenarnya catatan ini sudah tidak betah ingin keluar dari notes hape saya hampir 7 bulan lalu. Butuh momen tepat untuk mengeluarkannya. Momen ketika chemistry antara saya dan ke-TI-an dirasa mulai memudar. saya harap dengan tulisan ini dapat menggugah ke-TI-an saya dan teman-teman, dimanapun kita berada.

Pemikiran ini melintas begitu saja waktu saya menemani teman berbelanja disebuah swalayan. Saya sendiri tidak belanja apa-apa karena memang belum ada keperluan mendesak (hemat ne ceritanya hoho). Nah, waktu teman sedang menunggu belanjaannya dihitung di kasir, saya (yang sedang berdiri nganggur) melihat kondisi sekitar dan mulai menghubung-hubungkan banyak hal.

<> dari aspek perencanaan fasilitas dan ergonomi :
bagaimana pihak manajemen, dengan luas ruang yang
0

mencontoh penerimaan tamu dari sebuah keluarga arab


Siang ini saya tidak ke dapur untuk menyantap makan siang seperti biasanya. Undangan rapat penutupan kegiatan UAN sudah saya kantongi dari dua hari kemarin. Sudah rahasia umum, kalau rapat siang otomatis ada bungkusan nasi tersedia untuk peserta rapat. Alhamdulillah menu rapat siang ini adalah sate kambing, menu yang lama tak jumpa. Selesai rapat, saya mendapat amanah untuk mengantarkan beberapa bungkus sate kambing untuk Syekh kami, Syekh Makhrus. Kebetulan Istri dan ke empat anaknya baru tiba di Indonesia dan saya pribadi belum sempat melihat mereka. Dijalan menuju kediaman beliau, saya dan teman saya melatih-latih bahasa Arab kami. Karena Syekh Makhrus belum bisa berbahasa Indonesia dengan lancar, maka kami lah yang harus berbahasa Arab.

Pintu rumah Syekh selalu terbuka, menunjukkan keterbukaan terhadap siapa saja yang ingin berkunjung.
Assalaamu'alaikum," salam kami dari depan pintu.
Wa'alaaikumsalam warahmatullah wabarakatuh", terdengar suara menjawab salam dari dalam rumah.
Ternyata yang menyambut kami adalah istri syekh.
Tafaddhol….Tafaddhol…..

Akhirnya kami masuk, didalam sedang tertidur
3

gw belon pernah sholat dibunderan waru

Alkisah, suatu hari dua orang bukan asli jawa timur, saya (jakarta) dan teman saya (padang) mau menjenguk daerah berlumpur Porong. Dengan berbekal dua roda sepeda motor, mereka bertolak dari bilangan kampus ITS di area Surabaya Timur. Malam sebelumnya mereka sempat bertanya arah rujukan pada teman yang memang asli Porong (yang baru diketahui belakangan termasuk salah satu "korban" yang rumahnya terendam lumpur). Kami diberi arah mata angin (yang "Utara-Timur-Selatan-Barat" itu lhooo). Dengan lugas dia memberi petunjuk "Nanti setelah sampai di bundaran Waru ambil jalan arah Timur. Nanti lurusssss terus sampai ketemu tanggul porong yang kelihatan dari jalan".
ITS-Porong (jalur asli)


O o ow, saya dan teman saya yang terbiasa dengan
4

nemu dikolong hardDisk

iseng beberes isi hardDisk di lepi...eh, nemu tulisan jadul yang belom sempet ke post...sekarang saatnya! cekidot ^_^


the story's begii.....n

semalem dapet sms dari temen yang minta anter ke stasiun coz dia mau pulang. berhubung gw supir ojek dadakan yang bae ati, oke laaah let's go!
subuh-subuh dah da 1 sms nangkring di inbox, ealah jeng pagi bener... lha ya maklum keretanya brangkat jam 6 kug. okelaaah. cuci muka - wudhu - sholat - berkaca sebentar - pergi keparkiran ambil motor - cabuuutttt...
"jam berapa?" kata gw sambil nunggu lampu merah luntur jadi ijo
"jam enam kurang" kata penumpang dibelakang gw
"ohhh" santaiii masih lama (batin ku) toh asrama ITS - gubeng juga segitu-gitu aja jaraknya dari dulu (lhaa yaa emang, loe kate mao molor tu jalan?! berabe dah)
.....wuzzzzzzzzzzzzz......
akhirnya sampai juga di gubeng. tapi kok...... udah ada sederet gerbong bukan barang (baca: manusia) yang bertengger sedang menunggu detik-detik keberangkatannya. tapi kita orang yang baru keluar dari area parkir sante-sante aja jalan ke loket beli karcis.

gw c kaga ikut-ikutan beli karcisnya, cuman bantuin bawa tas yang beratnya sebegog (bahasa apaan tu sebegog? ha). mendadak setelah mendapatkan karcis merah ditangan, ibu uzl (panggilan kesayangan si penumpang) langsung berubah raut wajah. dia langsung merebut tas(nya) dari genggaman ku, mencangklongkannya kebahu, sungkem kilat dan sekenanya pada ku, berlari, mengejar kereta bukan barang tadi karena ternyata memang itu keretanya, yang akan menemaninya 6 jam kedepan menuju lempuyangan ngayogyakarto... aye cuma bisa bengong diluar, mau ikut masuk dan berlari dibelakangnya (apaan coba? ga added value banget! ha) tapi apa daya pengantar kudu bayar kalo mau masuk area khusus passanger itu.

melihat dari jauh bagaimana ibu memperjuangkan karcis merahnya biar tidak gosong (ketinggalan kereta). menontonnya, hanya membantu dengan memfungsikan satu indra, mata. maaf bu, anak mu ne tak berbakti. tapi lega dikandung badan tatkala ku menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana tubuh ibu hilang ditelan tubuh kereta. ya ibu telah berhasil, karena saya pun percaya segala daya dan upaya untuk kebaikan (niat pulang untuk silaturahmi dengan keluarga tercinta) maka Allah akan memuluskan jalannya.

sebelum beranjak keluar dari stasiun, sang anak menyempatkan beberapa patah kata yang tak sempat terucap dikirimnya melalui SMS
"tiati bu dijalan, salam buat keluarga ^_^"
dan dalam hati sang anak bahagia, satu misi dipagi itu telah tunai terpenuhi...
Alhamdulillah

"maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kau dustakan?"
0

teringat masa kecil ku (part I)

Hmm kalo cerita masa kecil, aku jadi semangat ’89. Terhitung TK hingga 5 SD, aku ngabisin waktu kecil di pinggiran kota Jakarta. Ku bilang pinggiran coz lingkungan kami benar2 areal penduduk tanpa dampingan gedung pencakar langit seperti dibelahan Jakarta lainnya. Bahkan saking “pinggirnya”, radius sekian meter tidak ada mall terdekat yang bertengger.isi dompet serasa tentrem sentosa hehe.
Namanya juga anak kecil. Every day is a dolan day. Istilahnya sekolah Cuma buat selingan aja. Bayangin aja, skolah cuman dari jam 7 sampe jam 12, senin sampai sabtu. Kalo kata dosen ku, ntu jam bukanya sekolahan, kalo kegiatan sekolahnya sendiri ga tahu berapa lama. Hehe. Kadang

pe-lamar-an

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al Ahzab:59)

Waktu itu saya sedang duduk santai disebelah teman yang sedang membaca majalah. Tak lama sampailah ia pada rubric ‘tokoh’. Kebetulan waktu itu tokohnya mbak Anna yang ada di KCB. Isi rubrik adalah tanya jawab pihak majalah dengan sang tokoh yang kini tercatat aktif sebagai duta internet. Ah paling
0

out-of-the-box

creative advertising. pertama kali tahu tentang ini dari mata kuliah ergonomi visual yang pernah ku ikuti beberapa semester lalu. waktu itu didatangkan dosen tamu dari jurusan disain komunikasi visual. orangnya nyentrik, tipikal orang jurusan despro pada umumnya. pada kami ditunjukkan slide2 mengenai periklanan. kami disuguhi contoh-contoh iklan dari luar negeri. saya tersepona. iklan-iklan itu tidak serta merta menampilkan isinya seperti kebanyakan iklan dalam negeri. bagaimana mereka mengolah sebuah gambar dengan makna yang tersirat didalamnya. tidak to the point, tapi menusuk seru. disana tidak ada larangan untuk saling 'menjatuhkan' produk saingan dalam iklannya. hal ini membuat ide semakin kreatif. tak usah berpanjang lebar dikata-kata. saya tidak sabar berbagi dengan anda. :D

saking awet mudanya, suaminya ditinggal tua sendiri haha

2

English Speech Contest in OSSPEN' 11

Objek --> acara besar ketiga masih dihari yang sama dengan postingan ku sebelumnya ^_^
Olimpiade Sains dan Seni Pondok Pesantren Se-Jawa Timur

Pagi itu, Mr. Ahmad Fuadi menyampaikan tentang keutamaan menguasai bahasa asing. beliau menyalurkan pesan aji mumpung yang diterimanya ketika dipondok dulu. bahwa bahasa asing adalah jendela ilmu. bahwa dengan menguasai minimal dua bahasa internasional kita dapat mengakses ilmu langsung dari sumbernya. tanpa perlu terjemahan yang kadang tidak sesuai dengan makna sesungguhnya. bahasa itu adalah Arabiyah dan English. seketika itu saya teringat kontes pidato bahasa arab & bahasa inggris yang sedang dihelat tak jauh dari tempat saya mengikut bedah buku. it was created by CSSMoRA ITS.

as soon as the 'ranah 3 warna' done, i go to the TKP. saya tertarik lebih pada listening-nya. bagaimana mereka men-delivery isi dari pidato itu diluar interest saya. kalau memang dia bisa speech dengan pronounciation yang bagus dan intonasi yang sesuai, maka pastinya isinya akan lebih mudah ditangkap listener. namun, saya tipe orang yang cepat terjangkit kantuk untuk jenis komunikasi satu arah macam pidato ini. Dan benar saja, peserta ke-4 yang saya simak berhasil memancing kantuk ku ke permukaan. berusaha bertahan, tapi akhirnya tumbang pada peserta ke-7. saya tobat, dan segera keluar ruangan sebelum benar-benar terlelap ditengah audience yang lain (pasalnya penyakit kantuk ini menular hehe).

akhirnya saya berinisiatif mendatangi stage lain, tempat para khotib bahasa Arab beradu kebolehan. tak sampai pembicara kedua, saya menyerah. bukan lantaran kantuk bawaan tadi, tapi mostly saya tidak dapat menangkap apa yang sedang dikatakan peserta Arab itu. hmm untuk listening yang satu ini saya memang tidak terlalu jago. tapi bukan berarti saya tidak suka. karena pada dasarnya saya menyukai berbagai bahasa. senang rasanya ngobrol dengan teman dengan bahasa ibunya, walau sedikit-sedikit. untuk masalah bahasa ini, saya punya postingan menarik...insyaAllah bisa anda simak dipostingan berikutnya :D

at least, I do appreciate what the participant do, both in English and Arabic contest. it needs more than just ability to speak in foreign language, but also braveness to speak in front of many people, as well as ability to make the audience convinced with what they said.
4

Bedah buku ranah 3 warna


Sabtu kemarin, tepatnya 16 April 2011, ITS kebanjiran acara2 besar. Seminar Berkarya (SeKar) garapan anak-anak BEM mengusung isu hari kartini dibulan ini. Gedung robotika seketika sesak dengan orang-orang yang penasaran melihat dari dekat sang pembicara. Konon pembicara yang diundang tak main-main, ibu Fadilah Supari Mantan Menteri Kesehatan RI, Shinta Yudisia Ketua FLP, dan Yulyani enterpreneur sukses.


 

7

dapet dari mana dek?

ada sesuatu yang menggelitik tidak geli. awalnya saya tidak peduli. cenderung memandang sebelah kacamata. tapi kemudian semuanya seakan meruak. memaksa sesungging senyum hadir dilengkung bibir ku. atraksi gerombolan bocah SD yang terpadu dalam barisan marching band, ketika saya menghadiri pembukaan acara pembinaan santri PBSB di Bali awal Februari kemarin. semakin di dengar
2

pidato "sepak bola"...o ow...

beberapa waktu yang lalu tanah Indonesia sempat bergejolak dengan masuknya tim sepakbola nasional pada list pemain final. status-status FB ramai bola bergelindingan. media-media lain tak kalah memanasi suasana. hiruk pikuk bola membuat semua latah, bahkan yang tadinya tidak peduli dengan apa itu sepak bola tertular demamnya. saya pribadi punya kenangan tersendiri dengan si "sepak bola" ini.......

al kisah, Muhadhoroh namanya, merupakan ekskul wajib pidato 3-bahasa di pondok yang saya singgahi dulu. dunia serasa kejam saat itu, terasa sekali pada kami para santri baru, dengan kecapan  vocab asing yang baru kami pelajari, 'dipaksa' untuk turut meramaikan kancah per-pidato-an. pidato saudara-saudara! dengan bahasa asing! alamak...
2

sahirul lail 5 menara versi ku

sahirul lail, atau dalam bahasa ibu kita berarti begadang hingga larut malam. mungkin sindrom ini pernah menjangkiti sebagian besar insan yang pernah transit di pondok pesantren. kalau tidak karena terpaksa tidaklah akan muncul santri ber-sahirul lail. ya, fenomena ini muncul pada masa-masa ujian. seakan waktu siang tak cukup hingga para santri harus memakan waktu tidurnya guna menggerogoti materi-materi yang belum tercetak baik diotak, mempersiapkan hari ujian yang cerah. 

satu memori lekat diotak adalah rekor tidak tidur ku ketika kelas 6 (baca: 3 SMA). seumur hidup,
7

ustadz baru, jangan dikerjai rek, ga ilok (he)

side A

4 desember barusan kemarin, UAS mentoring rek. untuk maba tentunya. pukul 7 pagi, maba sebanyak kurang lebih 1500 orang dari berbagai jurusan berkumpul diruang utama masjid. sebelum uas, mereka disuguhkan materi yang diisi oleh narasumber dari luar kampus. kebetulan waktu itu kami panitia mengundang pak Iman Supriyono, penulis buku Guru Goblok, Murid Goblok. beliau membawakan materi dengan fantastico,
 sesuai dengan jam terbangnya yang tinggi *lebih profesional maksudnya,he. saya tidak bisa mengikuti full materi beliau karena harus membantu panitia lain mempersiapkan uas yang belum 100% deal. namun sebercik part dari materi beliau sempat saya tangkap jelas. kata-kata yang terbang di udara seakan menyeting antena telinga saya untuk fokus pada satu titik, karena satu kata "mahar". ada apa dengan mahar?
6

pas merapi meletus dan gw di SoLo city

berita mengenai merapi dan letusannya sepertinya tidak akan pernah dingin. akan selalu ada berita hangat tentangnya karena status teraktifnya sedunia. cukup hangat saja semoga, tidak panas dengan berita-berita yang memilukan, sepanas lahar yang antri keluar dari mulutnya. bagi saya berita-berita mengenainya belakangan ini seakan mengangkat memori yang sempat mengendap antara aku dan merapi. beberapa tahun lalu, beberapa kilometer dari tempat saya menuntut ilmu sekarang.


tepatnya lima tahun lalu, sekitar 380 km kearah selatan dari surabaya, tempat saya menuntut ilmu sekarang. ketika saya menempuh separuh studi 2 SMA saya disebuah pondok pesantren di kota santri, Solo. suatu pagi dihari aktif sekolah, bergulat dengan rutinitas yang sama menjelang masuk kelas. sejam sebelum bel masuk sekolah berbunyi, rutinitas pagi hampir semua selesai. mandi, beberes kamar, menyetrika seragam, menyiapkan buku pelajaran untuk hari itu. saya dan teman-teman berleha-leha sejenak dikamar sambil menunggu waktu sarapan pagi. saya agak lupa pembicaraan apa yang sedang kami debatkan saat itu, karena tiba-tiba

Mengintip isi HP teman

Handphone nowadays, hmm . . .  Sudah menjadi fenomena gadget pribadi yang sudah dapat dipastikan ada disetiap genggaman tangan setiap orang. Urgensinya sangat tinggi, sampai-sampai ketiadaannya akan sangat terasa. Layaknya orang miopi (rabun jauh) yang akan sangat kesusahan ketika lupa memakai kacamatanya :)
 

Namanya saja gadget pribadi, isinya pun bisa sangat pribadi. Content dari fitur-fitur umum seperti inbox, notes, galery akan berbeda dari orang satu dan lainnya. Beberapa waktu lalu saya mendapatkan "kesempatan" melihat lebih jauh catatan pribadi seseorang di gadget-nya. Bukan untuk tujuan buruk, tidak pula pada hal yang bersifat sangat pribadi seperti inbox. Tapi saya melihat sesuatu yang lebih umum. Dua "korban" tersebut adalah yang menurut kacamata saya berstatus

Back to Top