Guna memfasilitasi referensi materi bagi para siswa saya khususnya dan masyarakat pendidikan pada umumnya, kiranya akan saya bongkar dan bagikan beberapa dokumen soal dan materi dalam diska komputer saya. Khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Inggris yang sudah saya ampu sejak 2015 silam. Beberapa soal saya buat sendiri, beberapa dari sumber internet, beberapa merupakan campuran. terimakasih tak terhingga kepada para sahabat guru yang telah berbaik hati membagikan ilmunya secara online. Hal tersebut kiranya ambil andil dalam memotivasi saya membagikan sedikit yang saya punya. Saran dan kritik sangat saya perlukan dan akan saya terima dengan tangan terbuka sebagai upaya perbaikan yang berkelanjutan. Terimakasih atas waktu yang diluangkan untuk membaca tulisan saya ini.
Sharing materi dan soal Mapel Bahasa Inggris kelas X, XI, XII (Preambule)
Puisi Berantai _ ANTARA PECINTA, PEJUANG DAN PENJUAL TELUR
Rice and Human Body
![]() |
www.zmescience.com |
![]() |
www.dreamstime.com |
After undefined years
![]() |
industrial engineering, our beloved department (www.yuswono.com) |
A bridge between Blok C and Blok A of Asrama ITS (www.asrama.its.ac.id) |
bolen setengah aja...
saya: eh, mbak ros, ini kok beda-beda ya tanda diatasnya? ada yang wijen, ada yang kacang, ada yang ga dikasih. bedanya apa ya?
mbak rosi: eh iya ya...tanya mbak-mbak nya aja yuk
tapi akhirnya kami urung dan terlupa untuk menanyakannya, lantaran para pegawai disitu sibuk-sibuk. akhirnya kami memutuskan untuk mengambil beberapa pack dengan tanda atas lengkap, wijen, kacang dan non-atasan.
lelah dengan perjalanan hampir satu setengah jam dari solo, kami memutuskan rehat sebentar disana dengan ditemani sebotol minuman ringan.
mbak rosi: eh nyobain satu yuk bolennya, mumpung masih fresh from the oven...
saya : aha...ide bagusss, perut ku dari tadi udah lirak-lirik ke tuch bolen
mbak rosi: tapi buka yang mana ya? bedanya apa nech? tadi lupa tanya mbak-mbak nya sich
saya : terserah aja mbak, yang mana aja oke
............................................
mbak rosi: (gigitan pertama) hmm enak ya ^_^
saya : hu'um (dengan mulut nikmat mengunyah bolen, tanpa curiga sedikitpun)
mbak rosi: (gigitan kedua) ini apa ya isinya? pisang paling ya
saya : hu'um (dengan mulut nikmat mengunyah bolen, sekali lagi, tanpa curiga sedikitpun)
mbak rosi: (gigitan ketiga) eh, ini tape tau
saya : ah masa sih mbak? (mulai merasa ada yang tidak beres dimulut)
mbak rosi: iya ini tape...hmm (melanjutkan kunyahan tanpa rasa bersalah, justru dia yang menikmati sekarang)
saya : aaaaa mbak rosiiiiiii....kok bilang-bilang siiiihhhhh kalo ini tape...
mbak rosi: lho kenapa? kamu ga suka tape?
saya : (mengangguk disertai wajah setengah pucat, melihat boleh setengah nyawa ditangan saya, enggan meneruskan proses permakanan)
mbak rosi : hah kok bisa, ga doyan tapi tadi makan dengan lahap?
saya : ya kan tak kira pisang, jadi aku enak-enak aja makannya...
mbak rosi : hahahahaha....
coba ga dibilangin kalo itu tape, pasti bolen itu sudah bahagia dialam sana, purna menunaikan tujuan hidupnya mengenyangkan seorang manusia. sori ya bolen ;(
Resiko menjadi lulusan Teknik Industri
Pemikiran ini melintas begitu saja waktu saya menemani teman berbelanja disebuah swalayan. Saya sendiri tidak belanja apa-apa karena memang belum ada keperluan mendesak (hemat ne ceritanya hoho). Nah, waktu teman sedang menunggu belanjaannya dihitung di kasir, saya (yang sedang berdiri nganggur) melihat kondisi sekitar dan mulai menghubung-hubungkan banyak hal.
<> dari aspek perencanaan fasilitas dan ergonomi :
bagaimana pihak manajemen, dengan luas ruang yang
mencontoh penerimaan tamu dari sebuah keluarga arab
Akhirnya kami masuk, didalam sedang tertidur
gw belon pernah sholat dibunderan waru
![]() |
ITS-Porong (jalur asli) |
O o ow, saya dan teman saya yang terbiasa dengan
nemu dikolong hardDisk
the story's begii.....n
semalem dapet sms dari temen yang minta anter ke stasiun coz dia mau pulang. berhubung gw supir ojek dadakan yang bae ati, oke laaah let's go!
subuh-subuh dah da 1 sms nangkring di inbox, ealah jeng pagi bener... lha ya maklum keretanya brangkat jam 6 kug. okelaaah. cuci muka - wudhu - sholat - berkaca sebentar - pergi keparkiran ambil motor - cabuuutttt...
"jam berapa?" kata gw sambil nunggu lampu merah luntur jadi ijo
"jam enam kurang" kata penumpang dibelakang gw
"ohhh" santaiii masih lama (batin ku) toh asrama ITS - gubeng juga segitu-gitu aja jaraknya dari dulu (lhaa yaa emang, loe kate mao molor tu jalan?! berabe dah)
.....wuzzzzzzzzzzzzz......
akhirnya sampai juga di gubeng. tapi kok...... udah ada sederet gerbong bukan barang (baca: manusia) yang bertengger sedang menunggu detik-detik keberangkatannya. tapi kita orang yang baru keluar dari area parkir sante-sante aja jalan ke loket beli karcis.
gw c kaga ikut-ikutan beli karcisnya, cuman bantuin bawa tas yang beratnya sebegog (bahasa apaan tu sebegog? ha). mendadak setelah mendapatkan karcis merah ditangan, ibu uzl (panggilan kesayangan si penumpang) langsung berubah raut wajah. dia langsung merebut tas(nya) dari genggaman ku, mencangklongkannya kebahu, sungkem kilat dan sekenanya pada ku, berlari, mengejar kereta bukan barang tadi karena ternyata memang itu keretanya, yang akan menemaninya 6 jam kedepan menuju lempuyangan ngayogyakarto... aye cuma bisa bengong diluar, mau ikut masuk dan berlari dibelakangnya (apaan coba? ga added value banget! ha) tapi apa daya pengantar kudu bayar kalo mau masuk area khusus passanger itu.
melihat dari jauh bagaimana ibu memperjuangkan karcis merahnya biar tidak gosong (ketinggalan kereta). menontonnya, hanya membantu dengan memfungsikan satu indra, mata. maaf bu, anak mu ne tak berbakti. tapi lega dikandung badan tatkala ku menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana tubuh ibu hilang ditelan tubuh kereta. ya ibu telah berhasil, karena saya pun percaya segala daya dan upaya untuk kebaikan (niat pulang untuk silaturahmi dengan keluarga tercinta) maka Allah akan memuluskan jalannya.
sebelum beranjak keluar dari stasiun, sang anak menyempatkan beberapa patah kata yang tak sempat terucap dikirimnya melalui SMS
"tiati bu dijalan, salam buat keluarga ^_^"
dan dalam hati sang anak bahagia, satu misi dipagi itu telah tunai terpenuhi...
Alhamdulillah
"maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kau dustakan?"
teringat masa kecil ku (part I)
pe-lamar-an
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al Ahzab:59)
Waktu itu saya sedang duduk santai disebelah teman yang sedang membaca majalah. Tak lama sampailah ia pada rubric ‘tokoh’. Kebetulan waktu itu tokohnya mbak Anna yang ada di KCB. Isi rubrik adalah tanya jawab pihak majalah dengan sang tokoh yang kini tercatat aktif sebagai duta internet. Ah paling
out-of-the-box
![]() |
saking awet mudanya, suaminya ditinggal tua sendiri haha |
English Speech Contest in OSSPEN' 11
Olimpiade Sains dan Seni Pondok Pesantren Se-Jawa Timur
Pagi itu, Mr. Ahmad Fuadi menyampaikan tentang keutamaan menguasai bahasa asing. beliau menyalurkan pesan aji mumpung yang diterimanya ketika dipondok dulu. bahwa bahasa asing adalah jendela ilmu. bahwa dengan menguasai minimal dua bahasa internasional kita dapat mengakses ilmu langsung dari sumbernya. tanpa perlu terjemahan yang kadang tidak sesuai dengan makna sesungguhnya. bahasa itu adalah Arabiyah dan English. seketika itu saya teringat kontes pidato bahasa arab & bahasa inggris yang sedang dihelat tak jauh dari tempat saya mengikut bedah buku. it was created by CSSMoRA ITS.
as soon as the 'ranah 3 warna' done, i go to the TKP. saya tertarik lebih pada listening-nya. bagaimana mereka men-delivery isi dari pidato itu diluar interest saya. kalau memang dia bisa speech dengan pronounciation yang bagus dan intonasi yang sesuai, maka pastinya isinya akan lebih mudah ditangkap listener. namun, saya tipe orang yang cepat terjangkit kantuk untuk jenis komunikasi satu arah macam pidato ini. Dan benar saja, peserta ke-4 yang saya simak berhasil memancing kantuk ku ke permukaan. berusaha bertahan, tapi akhirnya tumbang pada peserta ke-7. saya tobat, dan segera keluar ruangan sebelum benar-benar terlelap ditengah audience yang lain (pasalnya penyakit kantuk ini menular hehe).
akhirnya saya berinisiatif mendatangi stage lain, tempat para khotib bahasa Arab beradu kebolehan. tak sampai pembicara kedua, saya menyerah. bukan lantaran kantuk bawaan tadi, tapi mostly saya tidak dapat menangkap apa yang sedang dikatakan peserta Arab itu. hmm untuk listening yang satu ini saya memang tidak terlalu jago. tapi bukan berarti saya tidak suka. karena pada dasarnya saya menyukai berbagai bahasa. senang rasanya ngobrol dengan teman dengan bahasa ibunya, walau sedikit-sedikit. untuk masalah bahasa ini, saya punya postingan menarik...insyaAllah bisa anda simak dipostingan berikutnya :D
at least, I do appreciate what the participant do, both in English and Arabic contest. it needs more than just ability to speak in foreign language, but also braveness to speak in front of many people, as well as ability to make the audience convinced with what they said.
Bedah buku ranah 3 warna
Sabtu kemarin, tepatnya 16 April 2011, ITS kebanjiran acara2 besar. Seminar Berkarya (SeKar) garapan anak-anak BEM mengusung isu hari kartini dibulan ini. Gedung robotika seketika sesak dengan orang-orang yang penasaran melihat dari dekat sang pembicara. Konon pembicara yang diundang tak main-main, ibu Fadilah Supari Mantan Menteri Kesehatan RI, Shinta Yudisia Ketua FLP, dan Yulyani enterpreneur sukses.
dapet dari mana dek?
pidato "sepak bola"...o ow...
al kisah, Muhadhoroh namanya, merupakan ekskul wajib pidato 3-bahasa di pondok yang saya singgahi dulu. dunia serasa kejam saat itu, terasa sekali pada kami para santri baru, dengan kecapan vocab asing yang baru kami pelajari, 'dipaksa' untuk turut meramaikan kancah per-pidato-an. pidato saudara-saudara! dengan bahasa asing! alamak...
sahirul lail 5 menara versi ku
satu memori lekat diotak adalah rekor tidak tidur ku ketika kelas 6 (baca: 3 SMA). seumur hidup,
ustadz baru, jangan dikerjai rek, ga ilok (he)
4 desember barusan kemarin, UAS mentoring rek. untuk maba tentunya. pukul 7 pagi, maba sebanyak kurang lebih 1500 orang dari berbagai jurusan berkumpul diruang utama masjid. sebelum uas, mereka disuguhkan materi yang diisi oleh narasumber dari luar kampus. kebetulan waktu itu kami panitia mengundang pak Iman Supriyono, penulis buku Guru Goblok, Murid Goblok. beliau membawakan materi dengan fantastico,
sesuai dengan jam terbangnya yang tinggi *lebih profesional maksudnya,he. saya tidak bisa mengikuti full materi beliau karena harus membantu panitia lain mempersiapkan uas yang belum 100% deal. namun sebercik part dari materi beliau sempat saya tangkap jelas. kata-kata yang terbang di udara seakan menyeting antena telinga saya untuk fokus pada satu titik, karena satu kata "mahar". ada apa dengan mahar?
pas merapi meletus dan gw di SoLo city
tepatnya lima tahun lalu, sekitar 380 km kearah selatan dari surabaya, tempat saya menuntut ilmu sekarang. ketika saya menempuh separuh studi 2 SMA saya disebuah pondok pesantren di kota santri, Solo. suatu pagi dihari aktif sekolah, bergulat dengan rutinitas yang sama menjelang masuk kelas. sejam sebelum bel masuk sekolah berbunyi, rutinitas pagi hampir semua selesai. mandi, beberes kamar, menyetrika seragam, menyiapkan buku pelajaran untuk hari itu. saya dan teman-teman berleha-leha sejenak dikamar sambil menunggu waktu sarapan pagi. saya agak lupa pembicaraan apa yang sedang kami debatkan saat itu, karena tiba-tiba
Mengintip isi HP teman
Handphone nowadays, hmm . . . Sudah menjadi fenomena gadget pribadi yang sudah dapat dipastikan ada disetiap genggaman tangan setiap orang. Urgensinya sangat tinggi, sampai-sampai ketiadaannya akan sangat terasa. Layaknya orang miopi (rabun jauh) yang akan sangat kesusahan ketika lupa memakai kacamatanya :)
Namanya saja gadget pribadi, isinya pun bisa sangat pribadi. Content dari fitur-fitur umum seperti inbox, notes, galery akan berbeda dari orang satu dan lainnya. Beberapa waktu lalu saya mendapatkan "kesempatan" melihat lebih jauh catatan pribadi seseorang di gadget-nya. Bukan untuk tujuan buruk, tidak pula pada hal yang bersifat sangat pribadi seperti inbox. Tapi saya melihat sesuatu yang lebih umum. Dua "korban" tersebut adalah yang menurut kacamata saya berstatus