9

lumayan bisnis jasa kereta



kalau dompet sedang kembung, saya tenang-tenang saja mengantri didepan loket untuk membeli secarik tiket kereta api. tapi kepulangan kemarin lain cerita. dompet ku kerontang, bunyi klontang-klontang tanda tak berisi (lha...emangnya dompetnya dari kaleng apa yak? he). mau harus mau mata ini melirik kepapan list harga tiket. konon kabarnya untuk keberangkatan ditanggal yang berbeda akan dikenai harga (secarik tiket) yang berbeda pula. biasanya untuk hari aktif lebih murah dari hari libur. benar saja...saya mendapati jadwal pulang pergi saya berbenturan dengan dua harga tiket, berangkat ke rumah dengan harga tiket minimum, pergi dari rumah dengan harga maksimum. tapi niat pulang tak terurungkan.

moda transportasi darat ini cukup digemari banyak orang, kerata api namanya. alternatif yang lebih
murah-lebih lambat daripada pesawat terbang, alternatif lebih cepat-lebih mahal dari angkutan bus, moderat. dengan alasan yang sama saya pun berkali-kali mempercayakan kenyamanan perjalanan saya dengan jasa kereta api ini. namun pengalaman "kurang-duit" kemarin tak urung mengusik pikir saya.

untuk sekali jalan, seorang penumpang dewasa (3 tahun keatas) harus membayar Rp 90.000,-(bisnis) dan Rp 120.000,- (eksekutif). sedangkan kapasitas satu gerbong kereta api adalah 64 orang. dan rata-rata dioperasikan 5 buah gerbong bisnis dan 4 gerbong eksekutif untuk sekali jalan. dengan asumsi:
- kapasitas 5 gerbong terisi full
- semua penumpang kategori dewasa
- tujuan penumpang dari ujung ke ujung (tidak ada penumpang turun di stasiun pertengahan)
- perhitungan dilakukan pada kelas bisnis kereta Sancaka jurusan jogja-surabaya
- tarif Rp 90.000,- & Rp 120.000,- hanya berlaku pada hari padat penumpang (terhitung Sabtu, Ahad, Senin)

perhitungannya menjadi sebagai berikut:
*bisnis
Rp 90.000,- x 64 kursi x 5 gerbong x 2 kali jalan (pagi & sore) = Rp 57.600.000,-

*eksekutif
Rp 120.000,- x 64 kursi x 4 gerbong x 2 kali jalan (pagi & sore) = Rp 61.440.000,-

maka pendapatan Sancaka (kereta yang saya naiki beberapa sering) dalam sehari adalah:
Rp 57.600.000,- + Rp 61.440.000,- = 119.040.000,-

hmmm lumayan...
saya penasaran dengan biaya operasionalnya, entah biaya bahan bakar, gaji masinis dan awak kereta, asuransi kecelakaan dan lain sebagainya sekali jalan... sehingga angka pendapatan diatas tidak berlebihan dimata saya. pun itu hanya perhitungan kasar untuk pendapatan satu jenis kereta, belum termasuk hitungan kereta lainnya dihari yang sama...
ada yang mau share? ^_^

9 komen:

Anonymous said...

wah, gk ngerti klo tarif kelas bisnis, klo ekonomi ane paham,, haha...

liek said...

ekonomi menjubel-jubelkan manusia seenaknya... paling pendapatannya ga jauh beda ma yang bisnis ho :b

deknada said...

pernah naik sancaka eksekutif, tapi nggak enak. lebih seru naik pasundan atau sri tanjung ekonomi :D
naik kereta ekonomi selain murah juga sering ada hikmah tak teduga dari orang yang kita temui sepanjang perjalanan. :i

liek said...

hmm iya juga... q pernah naik sri tandjung, ga tahan panasnya... selebihnya menyenangkan... lebih hidup kalo kata ku... lebih membumi, cocok wat para pejabat yang sesekali perlu "refreshing kebawah hohoho...." xo

Anonymous said...

Suasananya itu lho, pasti ada saja yg terjadi dalam kereta. Asyik...

Yasinsya said...

Pernah liat pilem "unstopable" gag? seru juga tuh, bercerita tentang perkereta apian...
salam kenal kak...:D

liek said...

contoh nya "ada saja" apa tuh? boleh dunk di share ;) q juga punya yang seru... tunggu tanggal post-nya 8)

liek said...

hmm... unstopable...blon nemu filenya...mw dunkkkk... :b
udah liat trailernya c di web... kaya'e genre menegangkan tuch :fire ... salam kenal balik dek xo

Yasiensya said...

Wah, sekarang pilem luar harganya mahal kak. Klo mau minta di aku, harus bayar bea cukai loh...

Ada saja lah, terakhir aku pulang dr jakarta naik kereta ekonomi. Banyak kesan tak terlupakan. Contoh kecilnya, aku dibangunin jam 2 malam oleh seorang penjual Bir keliling. " Mau bir bang?", tanyanya kepadaku....Hahahhah

Haish,kyaknya aku ada pilem itu kak di lepi...
Mau?

Post a Comment

Back to Top