0

film oh pilem


Ribuan kali mungkin saya telah menonton film. Terutama sejak menjejaki bangku perkuliahan. Saya lebih suka menonton film di layar komputer daripada menonton acara televisi. Dua alasan pokoknya tidak jauh-jauh dari faktor bobot tayangan dan kontrol terhadap tayangan yang dimau, (1) tayangan televisi semakin lama semakin diriwuhkan dengan sinema elektronik atau biasa disingkat sinetron, sedangkan saya lebih suka tontonan dengan beragam variasi yang tersedia di internet, khususnya film luar. Entah kenapa film lokal
6

10 kriteria pendamping hidup ala MCDM

-->
salah satu mata kuliah pilihan yang saya ambil semester ini adalah multi criteria decision making. dari namanya sudah tergambar jelas pelajaran apa yang dapat digali dari kuliah ini. ya, bagaimana kita memutuskan seberapa besar kontribusi dari variabel-variabel yang menyusun nilai tujuan yang ingin kita capai, dengan tetap mempertimbangkan batasan-batasan resource yang tersedia. banyak hal saya dapatkan dalam kuliah ini, tentang teknik-teknik pembobotan untuk beberapa kriteria keputusan, teknik penyelesaian ketika kita dihadapkan pada dua tujuan yang harus sama-sama harus dicapai namun dengan resource terbatas (dalam kasus ini muncul istilah trade-off), banyak materi lainnya, dan tentunya yang tidak kalah ngetren adalah tugas yang muncul disetiap akhir perkuliahan.

saya masih ingat betul tugas yang diberikan pada minggu ketiga perkuliahan. tugas yang unik. sebuah aplikasi
0

Apa yang akan kau lakukan dengan uang 1M ditangan ?

Pertanyaan itu muncul ketika saya dan 50(an) mahasiswa lainnya mengikuti kuliah tamu "Pengantar Technopreneurship" Jum'at kemarin di lantai 2 perpus pusat ITS. Pembicara adalah alumni jurusan Teknik Kimia yang sekarang berkecimpung di PT People Development. Bidang yang sarat dengan hubungan manusia-manusia, motivasi internal eksternal dan lain sebagainya.

Pada pertengahan kuliah beliau menantang mahasiswa untuk dapat berpikir cepat dan diluar batas. Beliau memberikan waktu 15 menit bagi kami mahasiswa untuk menuliskan sebanyak-banyaknya mengenai hal apa saja yang akan dilakukan seandainya kami memiliki uang 1 Miliar rupiah ditangan.

Mengintip isi HP teman

Handphone nowadays, hmm . . .  Sudah menjadi fenomena gadget pribadi yang sudah dapat dipastikan ada disetiap genggaman tangan setiap orang. Urgensinya sangat tinggi, sampai-sampai ketiadaannya akan sangat terasa. Layaknya orang miopi (rabun jauh) yang akan sangat kesusahan ketika lupa memakai kacamatanya :)
 

Namanya saja gadget pribadi, isinya pun bisa sangat pribadi. Content dari fitur-fitur umum seperti inbox, notes, galery akan berbeda dari orang satu dan lainnya. Beberapa waktu lalu saya mendapatkan "kesempatan" melihat lebih jauh catatan pribadi seseorang di gadget-nya. Bukan untuk tujuan buruk, tidak pula pada hal yang bersifat sangat pribadi seperti inbox. Tapi saya melihat sesuatu yang lebih umum. Dua "korban" tersebut adalah yang menurut kacamata saya berstatus

3

Trade-off yang (jangan sampai) mematikan

Ya, jangan sampai anda membaca judul di atas tanpa kata-kata yang ada didalam kurung, bakalan jadi "trade-off yang mematikan". whups, jangan sampai ! ! !

Tunggu tunggu tunggu, trade-off tu apa ya? Definisi terikat yang saya kutip dari bapak ibu dosen dikelas bahwa 

trade-off adalah suatu keadaan dimana kita dihadapkan pada beberapa pilihan, dimana ketika kita ingin memaksimalkan suatu pilihan akan mengorbankan ketercapaian maksimal dari pilihan lainnya. 

Contoh favorit saya baru-baru ini adalah: pilih mana, pria yang good looking tapi semena-mena atau pria dengan tampang standard tapi setia. Contoh lain ketika ingin berbelanja online: suatu produk yang sama pada seller A harganya lebih murah daripada seller B, akan tetapi ongkos kirimnya lebih mahal. Mana yang akan kau pilih? Karena naturalnya tidak ada yang sempurna didunia. Semua terkena hukum trade-off yang memungkinkan manusia memiliki pilihan lebih dari satu.



Hmm, dalam tradisi kamus istilah saya, saya lebih suka membebaskan
0

Sebuah Misi Siswa asal Belanda

Kunjungan little sister Fina ke Surabaya dalam rangka kerja praktek. Masih tertancap kuat dibenak saya sosok Fina. Gadis riang dengan senyum yang selalu terpampang diwajahnya. Dengan rambut pirang bergelombang yang lebih sering dibiarkan terurai. Serta kacamata bulatnya yang khas. Tugas dari sekolahnya dalam rangka kerja praktek: menjadi duta negara untuk sosialisasi pola hidup yang sustainable. Untuk mempertahankan keberadaan sumber daya dibumi agar cukup bagi anak cucu kita dimasa depan. Objek dari "kuliah tamu" Fina adalah masyarakat akademis di negara-negara yang penerapan budaya sustainable-nya masih rendah. Salah satu menurut Fina adalah Indonesia.

Fina sendiri baru berusia
0

designing, i'm lovin' it

setiap manusia dianugrahi indra yang dengannya mereka dapat mengasah kepekaan terhadap keindahan alam ciptaan-Nya. saya selalu berdecak kagum setiap kali mendapati hal-hal disekitar saya memantulkan keindahannya kedalam retina mata ini. sejak kecil pun saya senang bermain dengan warna, entah untuk menuangkannya dalam kertas yang disediakan panitia lomba mewarnai atau "menodai" tembok putih polos ruang tamu dengan gambar polos dari tangan polos saya.he.

sejak mengenal software design pada komputer, saya semakin
Back to Top