2

Review Lunch Box : Wheat Straw tipe 1213

Mumpung sedang liburan di Jakarta, boleh lah intip-intip toko online. Kalau ada yang mau dibeli, biasanya kena ongkir lebih murah, karena mayoritas pengiriman barang dari area Jabodetabek. Kalau ongkir ke Pati bisa sampai 3 kali lipat harganya.😱 Walaupun banyak promo di akhir tahun, tapi saya hanya mau fokus sama barang yang benar-benar saya perlukan. Kali ini saya mau fokus mencari kotak bekal untuk makan siang suami dikantor.

Selain faktor harga yang bersahabat, bentuk yang unik juga jadi salah satu pertimbangan bagi saya ketika memilih lunch box. Rasanya lebih semangat aja memasukkan makanan kedalam kotak bekal yang unyu-unyu 😄. Pilihan saya akhirnya jatuh ke Lunch Box produksi dari Wheat Straw. Melihat gambarnya saja sudah langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Ini adalah lunch box Wheat Straw tipe 1213. Japanese Microwave lunch box dengan dua layer yang
dibatasi dengan sekat. Materialnya diklaim terbuat dari serat jerami dan BPA Free sehingga aman untuk menyimpan makanan. Kalau bisa pembaca zoom gambar lunch box saya dibawah, akan tampak permukaan bagian dalam wadahnya tidak mulus. Ada semacam tekstur garis-garis, yang saya tidak tahu apa manfaatnya. Kalau ada yang tahu, boleh beri tahu saya di kolom komentar ya 😉.  Untuk variasi terdapat 3 pilihan warna yang menurut saya cukup kalem, yaitu: hijau, krem, dan pink. Saya sendiri memilih warna krem, karena ini warna netral yang cocok untuk suami saya. Kalau untuk penggunaan saya pribadi, tentu saya akan memilih warna pink, tapi mungkin next time saja 😊.

Kapasitas total dari 2 layernya adalah 750 ml. Layer bagian bawah lebih dalam dibanding layer bagian atas. Untuk orang Indonesia, layer bawah ini cocok untuk di isi nasi. Karena biasanya kita membutuhkan lebih banyak nasi dibanding lauk pauk. Sedangkan layer atas cocok untuk lauk pauk. Layer atas ini juga dilengkapi dengan sekat yang memungkinkan kita meletakkan dua jenis lauk yang berbeda jika diinginkan. 

Lunch box ini juga dilengkapi dengan satu set sendok dan garpu. Walaupun saya kurang nyaman dengan ukuran kepala sendok dan garpunya yang termasuk kecil untuk ukuran orang dewasa. Tapi yang unik adalah bagian ujung lain dari sendok dan garpu ini bisa digunakan sebagai sumpit. Hmm, lumayan multifungsi juga. 

Untuk keamanan tidak perlu khawatir karena terdapat pengunci di dua sisi ujungnya. Pengunci ini cukup besar dan memberikan cengkeraman yang kuat sehingga kita tidak perlu khawatir kedua layer akan bergeser dan menumpahkan makanan didalamnya. Bagian pinggir dari tutupnya dilengkapi dengan seal / karet penahan.

Karena penasaran dengan ukurannya yang tampak kecil, segera setelah produk sampai, saya bongkar dan cuci. Setelah itu saya gunakan untuk simulasi membuat bekal untuk suami. Bagian bawah saya isi dengan nasi yang muat satu centong penuh, dan itupun masih ada sedikit ruang tersisa yang memungkinkan untuk menambah nasi lagi. Untuk layer atas saya isi dengan oseng tempe dan telur dadar. Dan alhamdulillah porsi ini cukup setidaknya untuk bekal makan siang satu orang.

Alhamdulillah, saya senang dengan lunch box ini. Saking senangnya saya kasih 5 bintang untuk toko online tempat saya membeli lunch box ini. Terimakasih. 😊
......

Update pemakaian sampai sekarang (bulan Maret 2024) Alhamdulillah produk masih bagus dan nyaman digunakan. 🥰

Untuk yang berminat membeli produk yang sama, saya coba cari di toko oren sepertinya sudah tidak ada. Tapi ini saya coba carikan link produk yang mirip ya, dengan spesifikasi wheat straw kapasitas 750 ml


Kalau teman-teman perlu kotak bekal dengan spesifikasi lainnya, bisa cek link dibawah ya 

1. Kotak bekal kapasitas 850 ml, bahan PP BPA free, satu tingkat, free sendok garpu.
Pilihan warna:
~ biru
~ hijau
2. Kotak bekal kapasitas 1500 ml, bahan PP BPA free, 3 sekat, free sendok garpu, pilihan warna:
~ biru
~ hijau
~ merah
~ krem

3. Set kotak bekal 3 sekat kapasitas 1000 ml + tumblr + sendok sumpit, bahan wheat straw - PP.
Pilihan warna: 
~ biru navy 
~ hijau tua

4. Kotak bekal 4 sekat kapasitas 1000 ml, bahas stainless steel
Pilihan warna:
~ hitam

 
5. Kotak bekal stainless estetik ala jepang.
Pilihan kapasitas:
~ 800 ml
~ 1200 ml
~ 1500 ml

0

Membuat paspor : Di Kantor Imigrasi (Part 2)

Ketika hari H, saya datang pukul 11.00 sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Saya langsung menuju meja 'Customer Care'. Disana seorang petugas menyambut saya dan menanyakan jadwal saya. Setelah itu saya diminta menyebutkan nama pendaftar. Begitu nama saya ditemukan dalam daftar pelamar online, petugas memberikan saya dua lembar formulir untuk saya isi. Formulir yang pertama berisi biodata diri pendaftar dan keluarga. Formulir kedua berisi pernyataan yang harus dibubuhi dengan tanda tangan diatas materai.

Formulir yang sudah terisi saya kembalikan pada petugas. Saya diminta duduk dan menyerahkan berkas. Sembari memeriksa berkas yang sama bawa, mencocokkan dengan data yang saya isikan kedalam formulir, petugas melakukan wawancara singkat tentang tujuan pembuatan paspor, negara mana yang dituju, dan lain sebagainya. Setelah dirasa cukup, berkas saya dikumpulkan didalam sebuah map khusus Kanim dan saya diberi kertas antrian. 

Wah saya kira sudah tidak ada antrian. Tapi tidak apa, karena toh
0

Membuat paspor : Menggunakan sistem antrian online (Part 1)

Sudah lama sebenarnya saya ingin membuat passpor. Entahlah, saya pikir dengan memiliki passport rasanya selangkah lebih dekat dengan jalan-jalan ke luar negri. Tapi sampai saat itu belum ada momen yang pas. Sampai akhirnya Alhamdulillah kesempatan itu datang. Melalui adik saya yang rencananya akan menikah di Singapore. Karena saya domisili di Kabupaten Pati, maka ke Kantor Imigrasi (Kanim) Pati lah saya bertandang untuk membuat si hijau.

Setelah searching tentang apa saja berkas yang diperlukan untuk pengajuan pembuatan passpor baru, saya siapkan semua baik berkas asli maupun berkas fotokopi untuk berjaga-jaga. Semua sudah siap tertata rapi dalam sebuah map, untuk kemudian keesokan paginya saya bawa ke Kanim. Suami mengingatkan saya untuk tidur lebih awal agar bisa datang pagi-pagi ke Kanim. Konon menurut informasi keponakan yang beberapa bulan lalu sudah membuat passpor, antriannya cukup panjang. (Padahal dia datang jam 7 pagi).

Kami berangkat dari rumah jam 06.30 WIB, dan membutuhkan waktu kira-kira 25 menit untuk sampai di Kanim. Sesampainya disana, jam di layar handphone menunjukkan pukul 06.54 WIB. Ketika memasuki area Kanim, saya terheran-heran.
0

Good bye Indosat Ooredoo Prepaid ku

Tling-tling....ada pesan masuk di Whatsapp.

"Dek, tadi mas coba isikan pulsa ke nomor adek kok ga bisa ya?"
"Nomor Indosat kah?"
"Iya. Coba di cek, apanya yang bermasalah."
"Oke, adek cari tahu dulu ya."

Saya seketika berfirasat, firasat wanita (hehe), jangan-jangan nomor Indosat saya sudah mati, terblokir, kadaluarsa, atau apapun itu. Sebagai review singkat, 1 tahun belakangan nomor Indosat ini memang sangat sangat jarang saya pakai. Karena kartu Indosat saya masih kartu lama, belum sempat di upgrade ke kartu baru yang bisa mengakses jaringan 4G. Karenanya untuk keperluan akses internet, saya menggunakan kartu operator seluler lain. Hampir semua kebutuhan komunikasi sekarang ini sudah bisa dilakukan via internet, terutama kebutuhan komunikasi mendasar, mengirim pesan dan telepon. Tambahkan lagi biaya yang lebih murah. Alhasil, lambat laun kartu Indosat ini  hampir terlupakan. Apalagi untuk sekedar mengisikan pulsa kedalamnya, yang kini menjadi prioritas kesekian. Tapi, kartu ini tetap saya pertahankan, karena dia spesial.

Saya tutup aplikasi Whatsapp dan pindah ke aplikasi telepon. Saya ketik *123# untuk mengecek masa tenggang nomor saya. Tapi kok
0

(Hampir) Tidak bisa masuk ke akun blog lagi

Entah kenapa, setelah bantu Mamih ngulek bumbu gorengan di dapur sore ini, tiba-tiba saya teringat dengan blog saya. Karena rasa kangen yang menggebu, saya langsung ambil langkah menuju laptop, mengetik alamat blog ini, dan voila! Ternyata dia masih ada! Hola amigos! 🙋. Sambil scroll atas-bawah, saya lirik bagian blog archive di kanan halaman, penasaran tanggal berapa kiranya saya terakhir kasih gizi ke blog ini. Januari 2016 ?! Waaaahhh, lama sekali. Tak dinyana, hampir dua tahun dia kelaparan tanpa suguhan huruf-huruf yang lezat. Miris sekali. Ini sudah masuk tahun 2018 akhir, telat sedikit lagi, tidak akan ada angka '2018' di blog archive ku. 😱

Posting. Saya harus posting hari ini juga. Tulisan apa pun itu. Oke, tinggal login dan menulis. Kebetulan ada beberapa tema yang ada di kepala saya. Mencari-cari dimana tombol sign in nya. ................. tidak ada?! Eh, bagaimana pula cara sign in nya ya? Panik 😵. Oh...., tenang....., googling saja.

Saya ketikkan keyword 'cara masuk ke akun blogspot'. Disitu saya menemukan kalau blogspot sudah berubah menjadi blogger dan tersinkronisasi dengan akun Google. Baiklah, berarti cukup masukkan ID dan password akun Google ku, kan? Tidak masalah. Tak...tik...tuk...tak....tak...., tidak berselang lama, muncul tulisan dilayar monitor yang
Back to Top