layaknya jurnal international saja, he. tapi sekedar memberi tahu bahwa ini hanya lah hasil coretan tak berdosa sebagai bahan ujian tulis pada mata kuliah Kapita Selekta. selamat menikmati ^_^
Pengaruh Aplikasi Strategi Mass Customization pada Penerapan Teknologi Informasi Perusahaan
Liliek Nurkhalida
NRP. 2507100703
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, Jawa Timur, 60111, Indonesia
Abstract
Mass customization menjadi konsep yang marak dibicarakan diberbagai kesempatan.dengan prioritas produksi berbasis “design-by-costumer”, perusahaan tidak perlu lagi melakukan produksi untuk barang yang belum tentu terjual. Produk akan tepat mengenai keinginan konsumen. Hal ini memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan juga konsumen. Oleh karenanya banyak perusahaan yang kemudian mencoba beralih dari strategi mass production menjadi strategi mass customization. Transformasi ini tentunya membutuhkan adaptasi proses bisnis pada perusahaan yang bersangkutan. Salah satu aspek support system dalam bisnis proses adalah dukungan teknologi informasi yang memadai. Informasi mengenai kebutuhan konsumen dan teknologi proses manufaktur untuk mewujudkan produk tersebut menjadi input yang sangat penting bagi perusahaan. Transfer informasi dengan supplier untuk memenuhi kebutuhan ini pun menjadi tulang punggung kelancaran proses. Sistem informasi yang ada harus mengintegrasikan kebutuhan tersebut seefisiensi mungkin agar proses Mass Customization ini dapat menekan faktor biaya dan waktu seminimal mungkin.Sehingga pada akhirnya keuntungan sebesar-besarnya yang merupakan tujuan awal dari penerapan Mass Customization ini dapat dicapai oleh perusahaan.
1. Introduction
Meningkatkan kepuasan pelanggan, dalam banyak kasus, akan meningkatkan profit perusahaan yang bersangkutan [1]. Hal tersebut mendasari lahirnya sebuah konsep Mass Customization, dimana usaha untuk memberikan produk sesuai preference konsumen dengan harga yang murah menjadi prioritas utama. Mass Customization juga memberikan keuntungan dari sisi lain, diantaranya biaya produksi dan inventori yang rendah, waste pada rantai pasok yang berkurang, informasi akurat mengenai kebutuhan real konsumen, serta pencapaian service level yang tinggi [2,3].
2. Definisi Mass Customization
Mass Customization merupakan usaha untuk memberdayakan teknologi informasi, proses manufaktur fleksibel, dan struktur organisasi perusahaan, agar dapat merealisasikan produk sesuai kebutuhan/keinginan pribadi konsumen dengan harga mendekati harga barang yang diproduksi secara massal [4]. Terjadi perubahan tren dimana dulunya produsen melempar produk ke pasar dan konsumen menerima apa adanya, kini menjadi determinasi keinginan konsumen yang mau tidak mau harus dituruti oleh produsen agar tidak kehilangan konsumen. Mass Customization merupakan konsep yang menggabungan dua strategi manufaktur, yaitu Make-To-Stock dan Make-To-Order [3]. Dengan demikian dapat dihasilkan produk dengan volume tinggi dan variasi yang juga tinggi.
Gambar 1. Perbandingan Antara Model Produksi Tradisional dengan Model Mass Customization
Sebagaimana aspek competitive advantage lainnya, Mass Customization tidak akan memberikan added value yang signifikan jika perusahaan tidak siap untuk mengaplikasikannya. Contoh kasus adalah kerugian yang justru dialami Toyota ketika ingin menerapkan Mass Customization. Hal tersebut dilatar belakangi oleh budaya kerja Mass Customization yang benar-benar baru bagi mereka, sedangkan struktur organisasi yang ada tidak bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut. Hal yang sama terjadi pada beberapa perusahaan lain seperti Nissan, Amdahl, Dow Jones, dimana mereka gagal menerapkan strategi Mass Customization karena tidak melakukan transformasi sistem dengan sempurna. [5].
Oleh karena itu, perlu ditelaah kembali hal-hal yang perlu dipersiapkan sehingga strategi Mass Customization akan dapat memberikan keuntungan yang lebih sebagaimana tujuan awal. Hal-hal tersebut terangkum dalam lima enabler untuk Mass Customization, yaitu agile manufacturing, lean manufacturing, manajemen rantai pasok, teknologi manufakturing modern, teknologi komunikasi dan jaringan [6]. Sumber lain mengatakan Mass Customization dapat berjalan jika terdapat rangkaian teknologi yang terdiri dari Flexible Manufacturing System (FMS), Computer Aided System (CAD), dan jaringan informasi [7,8,16].
3. Aliran informasi pada mass customization (didalamnya diantar dengan IT pada MP)
Untuk mencapai kesuksesan dalam Mass Customization, teknologi informasi yang tersistem menjadi syarat mutlak yang harus diperhatikan. Karena seluruh proses dalam strategi ini memerlukan transfer informasi yang cepat dan akurat. Keperluan akan IT juga berpengaruh pada keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan, diantaranya: mengurangi kesalahan dalam proses yang diakibatkan oleh human error, dapat mengintegrasikan dan mengkoordinasikan beberapa fungsi kerja dalam satu waktu, dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi (dengan mengeliminasi delay, mengurangi proses redundant dengan akses informasi yang lebih baik) [9]. Untuk mengetahui seberapa penting IT dalam sistem Mass Customization, berikut gambaran dari framework proses kustomisasi secara umum [10]:
Gambar 2. Proses Kustomisasi
(sumber: Frutos J.D., Borenstein D. 2003, p. 118)
1. Konsumen memilih fitur-fitur kustomisasi yang ada pada database yang disediakan oleh produsen.
2. Konsumen memilih produk kustomisasi dari alternatif rekomendasi yang diberikan oleh sistem berdasarkan pilihan fitur pada langkah satu.
3. Data spesifikasi produk pilihan selanjutnya dikirim ke bagian manufaktur untuk menghitung harga produk unik tersebut.
4. Apabila konsumen setuju dengan harga, maka proses segera dieksekusi dengan teknologi otomasi modern (CAD/CAM). Pada tahap ini, apabila bahan yang diperlukan untuk produksi tidak ada, perusahaan akan segera menghubungi supplier untuk mengirim bahan tersebut.
5. Jika konsumen tidak jadi memesan karena tidak cocok dengan harga yang ditawarkan, perusahaan harus tetap menyimpan data spesifikasi produk pilihan tadi sebagai aset informasi untuk pertimbangan pengembangan inovasi produk ke depannya.
Tampak dari ke lima tahapan proses diatas interaksi antar elemen yaitu konsumen, produsen, dan supplier. Terjadi aliran informasi baik langsung maupun tidak langsung yang mengintegrasikan elemen didalamnya. Dalam hal ini aliran informasi dari sisi upstream (perusahaan-supplier), downstream (konsumen-perusahaan), dan aliran informasi dalam perusahaan itu sendiri.
4. Mass customization mempengaruhi struktur sistem informasi pada bisnis proses
Manajemen informasi menjadi sangat penting ketika perusahaan harus menyediakan modul berisi pilihan alternatif kustomisasi produk bagi konsumen. Modul tersebut merupakan hasil olahan informasi mengenai level fleksibilitas proses manufaktur dan kapabilitas teknikal perusahaan. Dengan demikian dapat diukur batasan kustomisasi produk yang bisa ditawarkan pada konsumen namun tetap menjaga faktor waktu dan biaya produksi yang minimum. “Inilah yang mendorong munculnya konsep Design by Customer, yang memungkinkan konsumen untuk mendesain sendiri produk yang mereka inginkan. Tantangan beratnya adalah masalah teknologi informasi yang mampu menawarkan sistem cerdas yang bisa membantu konsumen untuk secara mudah mengapresiasikan desain mereka meskipun tidak memiliki latar belakang sebagai desainer….”, seperti dikutip dari pernyataan Risdy pada Kuliah Umum Jurusan Teknik Mesin FTI UII, 15 Februari 2010 [11]
Perusahaan juga dapat melakukan inovasi yang terarah pada kebutuhan pasar berdasarkan database customization preference konsumen sebelumnya. Informasi preference ini juga bisa diperoleh melalui akses internet yang sudah semakin berkembang [12]. interaksi antara perusahaan dan konsumen dapat dilakukan dengan efektif melalui sarana internet ini, karena terdapat komunikasi langsung diantara keduanya. Dengan komunikasi yang intensive ini diharapkan perusahaan dapat menggali informasi lebih dalam mengenai kebutuhan konsumen terhadap produk. Dan untuk keperluan service-after-sales product, perkembangan teknologi memungkinkan perusahaan untuk melacak perilaku konsumen ketika menggunakan produk kustomisasi, menangkap keluhan selama pemakaian produk, dan feedback lainnya yang berguna sebagai masukan perbaikan sistem [13].
Aspek teknologi informasi juga menjadi hal yang krusial dalam membangun komunikasi dengan supplier. Pasalnya ketika suatu perusahaan akan menerapkan Mass Customization, maka akan dibarengi dengan level uncertainty produk yang amat tinggi [14]. Perusahaan tidak dapat memprediksi keunikan produk yang akan dipesan oleh konsumen. Solusi yang umum digunakan adalah dengan memberlakukan safety stock pada inventori untuk mengantisipasi demand yang tidak dapat diprediksi ini. Namun hal ini beresiko cukup tinggi, dimana keputusan yang diambil harus tepat agar tidak terlalu banyak inventori sehingga menimbulkan biaya holding yang tinggi, ataupun tidak terlalu sedikit sehingga terjadi shortage. Belakangan metode Just-In-Time menjadi solusi yang menarik bagi banyak perusahaan [14,15]. Perusahaan tidak perlu memiliki banyak inventori, dan jika ada kebutuhan bahan mendadak bisa meminta pasokan bahan pada supplier dengan selang waktu pengiriman yang sudah disepakati.
Proses didalam perusahaan pun tak luput dari kebutuhan sistem informasi yang baik. Untuk mendukung efektifitas waktu dan biaya, perusahaan pada umumnya menggunakan sistem otomasi canggih untuk melakukan proses produksi produk kustomisasi. Beberapa teknologi utama yang biasa digunakan diantaranya CAD [4,10,13]. Teknologi ini memerlukan input berupa informasi spesifikasi produk yang selanjutnya digunakan untuk menentukan pattern/urutan proses yang sesuai. Dengan sistem database, input informasi ini akan disimpan dalam suatu database yang dapat digunakan kembali sewaktu-waktu. Hal ini akan memudahkan sistem ketika informasi input proses yang sama diperlukan beberapa kali. Total production time akan berkurang melalui proses yang efisien ini.
Gambar 3. (a) Contoh Simulasi Dari Proses Manufaktur (sumber: http://www.aboutplm.com/cam_and_dm_explained.html) dan (b) Contoh Mesin yang Dilengkapi dengan CAM, Revo 540B Milling System (sumber: http://designunlimited.com/revo.html)
Dalam melakukan keputusan-keputusan baik yang bersifat operasional maupun strategis, knowledge management merupakan alternatif tool yang bermanfaat. Keputusan ini biasanya terkait hal-hal seperti pengembangan dan inovasi produk, follow-up dari data preference konsumen, hubungan dengan supplier, komunikasi dengan karyawan dalam pengembangan sistem, dan lain sebagainya. Integrasi informasi akan memberikan keputusan yang bagus karena telah mempertimbangkan aspek yang berkaitan secara menyeluruh.
5. Contoh penerapan IT pada perusahaan mass customization
Terdapat beberapa contoh perusahaan yang sukses dengan strategi Mass Customization melalui penerapan teknologi informasi secara signifikan. FIAT, Brazil dan Harley Davidson berhasil membangun hubungan yang baik dengan kliennya melalui internet. Mereka menggembangkan website khusus untuk menginformasikan produk terbaru pada konsumen sekaligus menjual produk kustomisasi. Konsumen dapat memilih aksesori sesuai keinginan mereka secara on-line. Hal ini diakui dua perusahaan tersebut membuat klien lebih nyaman berinteraksi dengan mereka [10]. Contoh lain adalah Dell yang menggunakan kecepatan dan ketepatan informasi dalam menerima order produk kustomisasi dari konsumen mereka. Hal ini sangat penting karena kebijakan mereka adalah memesan bahan atau part kepada supplier ketika sudah menerima order [15].
Gambar 4. Tampilan Website Harley Davidson yang Menawarkan Berbagai Informasi Seputar Produk Terbaru
Gambar 4. Tampilan Halaman Awal dari Website FIAT yang Menawarkan Berbagai Alternatif Pilihan Jenis Mobil Sesuai Selera
(sumber: http://www.fiat.com/cgi-bin/pbrand.dll/FIAT_COM/home.jsp)
6. Kesimpulan
Dari paparan beberapa paragraf diatas, tampak bahwa Mass Customization mensyaratkan integrasi teknologi informasi yang baik pada suatu perusahaan. Karena kebutuhan informasi akan kebutuhan-keinginan konsumen menjadi input penting bagi keberlangsungan Mass Customization. Faktor penting lainnya adalah aliran informasi yang efisien dengan supplier sebagai pemasok bahan baku. Transfer informasi yang baik dengan supplier akan mengurangi inventori dan distribution cost.
Referensi
[1] Ahlstrom P., Westbrook R. 1999, ‘Implication of Mass Customization for Operation Management’, International Journal of Operations and Production Management, vol. 19, pp. 262-275.
[2] Selladurai R.S. 2004, ‘Mass Customization in Operations Management: Oxymoron or Reality?’, Omega The International Journal of Management Science, vol. 32, pp. 295-300.
[3] Graman G.A., Bukovinsky D.M. 2005, ‘From Mass Production to Mass Customization: Postponement of Inventory Differentiation’, Willey Periodicals Inc., pp. 61-65.
[4] Silveira G.D., Borenstein D., Fogliatto F.S. 2001, ‘Mass Customization: Literature Review and Research Directions’, International Journal of Production Economics, vol. 72, pp. 1-13.
[5] Pine II B.J., Victor B, Boynton A.C. 1993, ‘Making Mass Customization Work’, Harvard Business Review, no. 93509, pp. 108-116.
[6] Chandra C., Grabis J. 2008, ‘Managing Logistics for Mass Customization: The New Production Frontier’, accessed 21 November 2008 from IEEE Xplore.
[7] Boynton A.C., Victor B., Pine II B.J. 1993, ‘Beyond Flexibility: Building a Dynamically Stable Organisation’, IBM Systems Journal, vol. 14, pp. 27-36.
[8] Kotha S. 1996, ‘From Mass Production to Mass Customization: The Case of The National Industry Bicycle of Japan’, European Management Journal, vol. 14, pp. 442-450.
[9] Olalla, M.F. 1999, ‘Information Technology in Business Process Reengineering’, Forty-Seventh International
Atlantic Economic Conference, vol. 6, no.3, pp. 581-589
[10] Frutos J.D., Borenstein D. 2003, ‘A Framework to Support Customer-Company Interaction in Mass Customization Environment’, Computers in Industry Elsevier, no.54, pp. 115-135.
[11]Munir M.2010, Dari Mass Production ke Mass Customization: Voice of Majority dan Design by Customer Adalah Kuncinya. Diakses pada 26 Desember 2010,
[12] Olalla.
[13] Helms M.M., Ahmadi M., Jih W.J.K., Ettkin L.P. 2008, ‘Technologies in Support of Mass Customization Strategy: Exploring The Lingkages Between E-commerce and Knowledge Management’, Computers in Industry Elsevier, no. 59, pp. 351-363.
[14] Aigbedo H. 2007, ‘An Assessment of The Effect of Mass Customization on Suppliers’ Inventory Levels in JIT Supply Chain’, European Journal of Operational Research, vol. 181, pp. 704-715.
[15] Can K.C. 2008, ‘Postponement, Mass Customization, Modularization and Customer Order Decoupling Point: Building the Model of Relationship’, Master Thesis, Linkoping University, accessed 14 November 2008.
[16] Lau R.S.M. 1996, ‘Strategic Flexibility: A New Reality for World Class Manufacturing’, Advanced Management Journal, vol. 61, pp. 11-15.
http://www.harley-davidson.com/en_US/Content/Pages/home.html, diakses pada 26 Desember 2010
0 komen:
Post a Comment