0

out-of-the-box

creative advertising. pertama kali tahu tentang ini dari mata kuliah ergonomi visual yang pernah ku ikuti beberapa semester lalu. waktu itu didatangkan dosen tamu dari jurusan disain komunikasi visual. orangnya nyentrik, tipikal orang jurusan despro pada umumnya. pada kami ditunjukkan slide2 mengenai periklanan. kami disuguhi contoh-contoh iklan dari luar negeri. saya tersepona. iklan-iklan itu tidak serta merta menampilkan isinya seperti kebanyakan iklan dalam negeri. bagaimana mereka mengolah sebuah gambar dengan makna yang tersirat didalamnya. tidak to the point, tapi menusuk seru. disana tidak ada larangan untuk saling 'menjatuhkan' produk saingan dalam iklannya. hal ini membuat ide semakin kreatif. tak usah berpanjang lebar dikata-kata. saya tidak sabar berbagi dengan anda. :D

saking awet mudanya, suaminya ditinggal tua sendiri haha

3

Ngapak vs betawi


Eits, jangan salah sangka dengan judul diatas. Judul "ngapak vs betawi" sama sekali tidak ditujukan untuk mengadu domba penganut logat ngapak dan betawi. I love this accent. I'll show you some shows: ngapak show and betawi show, before I tell you more about this topic.


 

_NGAPAK shows_

 Lilok: yiiing, sih nyong pan teplon AXISe koen ora nyambung?
Warink: wis ora kanggo AXISe hha… :D

Lilok: wooooo bocah, sih koen lagi apanan?

Warink: saiki lagi rapat, apan rampung kiye delat maning
2

English Speech Contest in OSSPEN' 11

Objek --> acara besar ketiga masih dihari yang sama dengan postingan ku sebelumnya ^_^
Olimpiade Sains dan Seni Pondok Pesantren Se-Jawa Timur

Pagi itu, Mr. Ahmad Fuadi menyampaikan tentang keutamaan menguasai bahasa asing. beliau menyalurkan pesan aji mumpung yang diterimanya ketika dipondok dulu. bahwa bahasa asing adalah jendela ilmu. bahwa dengan menguasai minimal dua bahasa internasional kita dapat mengakses ilmu langsung dari sumbernya. tanpa perlu terjemahan yang kadang tidak sesuai dengan makna sesungguhnya. bahasa itu adalah Arabiyah dan English. seketika itu saya teringat kontes pidato bahasa arab & bahasa inggris yang sedang dihelat tak jauh dari tempat saya mengikut bedah buku. it was created by CSSMoRA ITS.

as soon as the 'ranah 3 warna' done, i go to the TKP. saya tertarik lebih pada listening-nya. bagaimana mereka men-delivery isi dari pidato itu diluar interest saya. kalau memang dia bisa speech dengan pronounciation yang bagus dan intonasi yang sesuai, maka pastinya isinya akan lebih mudah ditangkap listener. namun, saya tipe orang yang cepat terjangkit kantuk untuk jenis komunikasi satu arah macam pidato ini. Dan benar saja, peserta ke-4 yang saya simak berhasil memancing kantuk ku ke permukaan. berusaha bertahan, tapi akhirnya tumbang pada peserta ke-7. saya tobat, dan segera keluar ruangan sebelum benar-benar terlelap ditengah audience yang lain (pasalnya penyakit kantuk ini menular hehe).

akhirnya saya berinisiatif mendatangi stage lain, tempat para khotib bahasa Arab beradu kebolehan. tak sampai pembicara kedua, saya menyerah. bukan lantaran kantuk bawaan tadi, tapi mostly saya tidak dapat menangkap apa yang sedang dikatakan peserta Arab itu. hmm untuk listening yang satu ini saya memang tidak terlalu jago. tapi bukan berarti saya tidak suka. karena pada dasarnya saya menyukai berbagai bahasa. senang rasanya ngobrol dengan teman dengan bahasa ibunya, walau sedikit-sedikit. untuk masalah bahasa ini, saya punya postingan menarik...insyaAllah bisa anda simak dipostingan berikutnya :D

at least, I do appreciate what the participant do, both in English and Arabic contest. it needs more than just ability to speak in foreign language, but also braveness to speak in front of many people, as well as ability to make the audience convinced with what they said.
4

Bedah buku ranah 3 warna


Sabtu kemarin, tepatnya 16 April 2011, ITS kebanjiran acara2 besar. Seminar Berkarya (SeKar) garapan anak-anak BEM mengusung isu hari kartini dibulan ini. Gedung robotika seketika sesak dengan orang-orang yang penasaran melihat dari dekat sang pembicara. Konon pembicara yang diundang tak main-main, ibu Fadilah Supari Mantan Menteri Kesehatan RI, Shinta Yudisia Ketua FLP, dan Yulyani enterpreneur sukses.


 

Back to Top