0

marketing 3.0, pentingnya sebuah kejujuran

"jebolan" S1 Teknik Elektro ITS mendapat gelar honoris clausa di bidang filsafat marketing, dan saya berkesempatan melihat pelantikannya...
brillian... orang Indonesia pertama yang dapat saya lihat dengan mata kepala sendiri...yang telah mengharumkan nama negeri di kancah Internasional. sosok lelaki paruh baya berkacama dan bertoga kala itu, seorang Hermawan Kertajaya,  berdiri didepan mimbar memaparkan history dari lahirnya teori "marketing 3.0" dihadapan para audience. Well, saya tercatat sebagai salah satu tamu undangan dari cabang "kuliah tamu technopreneurship". namanya pun kuliah, tak lengkap rasanya bila tak dibumbui sedikit kesibukan mencatat materi. enggan mengeluarkan secarik kertas dan sebatang pena, ku tulis lah hal yang sekiranya interesting dalam aplikasi note HP ku, simpel saja.
beberapa poin yang menjadi perhatian saya dan saya yakin harus masuk dalam catatan sebagaimana saya share dibawah:


1. entah dalam konteks apa saya lupa, tapi pak HK sempat berkata yang intinya: saya telah memiliki ini-itu, dan saya tidak perlu kau untuk memiliki apa yang saya punya (saya ingin yang lain darimu yang tidak saya punyai) --> sepenangkapan saya ini adalah semacam konsesi kebutuhan untuk saling melengkapi dalam hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial.

2. "jangan menghambur-hamburkan resource (sumber daya) untuk non-segmented market kita" --> konsep efisiensi yang sangat jitu dan mengajarkan kita untuk fokus pada segmen pasar kita, tidak melakukan mubadzir action pada hal yang tidak memberikan added value.

3. "masyarakat indonesia sangat internet-oriented" --> beliau memaparkan beberapa penelitian yang memperkuat statement ini, hal ini merupakan berita segar bagi para pengelola jasa internet & pembenaran atas perkembangan bisnis online yang merangsek naik

4. "redefinisi SWOT" --> melawan arus, merubah paradigma. beliau mengajarkan kita untuk tidak terdoktrin dengan teori-teori yang sudah lebih dahulu berkembang. justru kebenarannya harus terus dikritisi. beliau mengajak kita untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda, Dimana titik berat yang selama ini mengacu pada aspek stregth dan weakness (aspek internal), ubahlah orientasi pada bagaimana me-manage opportunity dan treat (aspek eksternal) yang ada. darisanalah muncul konsep 4C: Change, Company, Customer, and Competitor.

5. "tekankan diferensiasi, bukan 'theBEST' " --> seperti konsep blue ocean vs red ocean yang pernah saya dapat dikuliah, bagaimana kita dapat melakukan diferensiasi terhadap produk/jasa, sehingga kita akan dapat menangkap pangsa pasar baru dimana kita bermain sebagai aktor tunggal tanpa antagonis. berbeda ketika kita masih terkungkung dalam persaingan yang melibatkan banyak kompetitor, semacam persaingan berdarah (menjadikan samudra dipenuhi tumpahan darah persaingan, dibaca: red-ocean).

6. "marketing in the future: kejujuran" --> beliau sangat terinspirasi dengan karakteristik Al-Amin yang melekat pada Nabi Muhammad SAW. nabi menerapkan IQ, EQ dan SQ dalam marketing, dan semua itu terbalut indah dalam sebuah kejujuran yang terus beliau tawarkan dalam setiap transaksi yang beliau lakukan.

0 komen:

Post a Comment

Back to Top