4

Bedah buku ranah 3 warna


Sabtu kemarin, tepatnya 16 April 2011, ITS kebanjiran acara2 besar. Seminar Berkarya (SeKar) garapan anak-anak BEM mengusung isu hari kartini dibulan ini. Gedung robotika seketika sesak dengan orang-orang yang penasaran melihat dari dekat sang pembicara. Konon pembicara yang diundang tak main-main, ibu Fadilah Supari Mantan Menteri Kesehatan RI, Shinta Yudisia Ketua FLP, dan Yulyani enterpreneur sukses.


 


 Well saya tidak tahu persis bagaimana acara SeKar berlangsung, karena diwaktu yang bersamaan saya sedang menghadiri bedah salah satu buku karya A.Fuadi. pernah dengar judul buku 'negeri 5 menara'? Exactly, 'ranah 3 warna' merupakan anak ke-2 dari trilogi negeri 5 menara. Saya lebih tertarik mendatangi acara ini, karena sekelebat cerita yang pernah saya dengar, si Alif sang tokoh utama dikisahkan dibuku ini mulai menjejak kaki ke luar negeri. Saya membayangkan betapa serunya jika board experience itu saya dengar langsung dari penuturan si pelaku a.k.a sang penulis. Akhir-akhir ini euphoria saya untuk berkeliling dunia membara. Dan pengalaman langsung dari orang yang pernah keluar negeri seakan peredam sekam hingga saatnya giliran ku tiba nanti. Amieeeen.


 

Sebagai sesama lulusan pondok pesantren, saya merasa tersikut. Pasalnya buku-buku best seller yang ditulisnya di ilhami dari syair arabi yang itu saya yakin termaktub disemua buku pelajaran awal anak pondok. Bahkan hingga saat ini saya masih ingat betul kata-kata itu. Tiga kata yang harus saya hapalkan pertama kali dipondok: 
'man jadda wajada', 'man shabara dzafiro', 'man saaro 'alad darbi wasola'. 
Dan entah bagaimana caranya, Mr. Ahmad meraciknya dengan pengalaman pribadinya, masing-masing menjadi sebuah buku. Subhanallah.


 

NB: dari awal hingga akhir acara, saya belum sedikit pun membaca buku ranah 3 warna yang dibedah. Ha. Pada sesi tanda-tangan dan foto bersama penulis, buku yang saya sodorkan untuk ditanda tangani adalah buku 'kakaknya', negeri 5 menara. Tak ketinggalan parah, buku itu bukan milik ku pribadi, melainkan pinjeman adik. He. Padahal kalau saja pihak panitia menyediakan buku yang lebih untuk dijual, niscaya daya tariknya cukup tinggi. Karena calon konsumen disuguhi bukti hidup dari kisah buku itu. Tidak ada yang lebih meyakinkan selain itu. (pembelajaran tambahan untuk para pebisnis dan sekitarnya ^_^)

4 komen:

Anonymous said...

Hiks... Tubuhku di OSSPEN, tapi pikiranku di Negri 5 Menara. Beruntung banget dirimu lik...

liek said...

hehe nti ku pamerin poto bareng uda fuadi nya, bareng udhe juga :D

nuecuse said...

kemaren aku juga dateng lik. Sebenernya sih belum baca bukunya, tapi diajak hary ya udah aku ikut aja. aku liat dari deskripsi foto2 slide yg ditampilin kemaren, kayknya bukunya bagus ya.. hehe

liek said...

iyaaaaa aq mupeng ke luar negerinya...:e

Post a Comment

Back to Top