Resiko menjadi lulusan Teknik Industri

Well, sebenarnya catatan ini sudah tidak betah ingin keluar dari notes hape saya hampir 7 bulan lalu. Butuh momen tepat untuk mengeluarkannya. Momen ketika chemistry antara saya dan ke-TI-an dirasa mulai memudar. saya harap dengan tulisan ini dapat menggugah ke-TI-an saya dan teman-teman, dimanapun kita berada.

Pemikiran ini melintas begitu saja waktu saya menemani teman berbelanja disebuah swalayan. Saya sendiri tidak belanja apa-apa karena memang belum ada keperluan mendesak (hemat ne ceritanya hoho). Nah, waktu teman sedang menunggu belanjaannya dihitung di kasir, saya (yang sedang berdiri nganggur) melihat kondisi sekitar dan mulai menghubung-hubungkan banyak hal.

<> dari aspek perencanaan fasilitas dan ergonomi :
bagaimana pihak manajemen, dengan luas ruang yang
tersedia, menata rak-rak produk sehingga          memungkinkan untuk dilewati minimal dua orang dengan masing-masing membawa troley (gambaran kasus dengan kebutuhan ruang gerak terluas)

<> dari aspek ergonomi visual :
bagaimana susunan produk pada rak sehingga terlihat menarik, juga mempertimbangkan peletakan produk-produk yang sering dibeli oleh konsumen agar diletakkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau atau berada pada jarak pandang konsumen.

<> dari aspek sustainable manufacturing :
apakah bahan packaging yang digunakan oleh produk-produk yang ada diswalayan ini sudah sesuai standar bahan kemasan ramah lingkungan, atau mungkin terdapat petunjuk prosedur reuse, recycle, reduce pada kemasan yang dapat diterapkan oleh konsumen produk tersebut

<> dari aspek supply chain management :
bagaimana pihak swalayan bekerjasama dengan pihak distributor untuk pengadaan barang, apakah swalayan mengambil langsung dari pabrik pusat atau tidak, bagaimana penanganan produk tidak terjual yang kadaluarsa, apakah ada batasan jumlah produk pada setiap jenis kebutuhan, bagaimana prosedur produk baru untuk dapat dijual digerai swalayan tersebut

<> dari aspek perancangan sistem informasi bisnis :
bagaimana jaringan komputer kasir dimaksimalkan sehingga dapat memberikan informasi yang memadai untuk keperluan pengambilan keputusan pihak manajemen

<> dari aspek simulasi sistem industri :
bagaimana menjadwalkan buka-tutup line kasir secara efektif efisien untuk mencapai hasil yang maksimal, dengan membuka banyak line ketika antrian mulai panjang (memberikan pengalaman positif pada konsumen karena tidak perlu mengantri lebih lama) atau menutup line ketika sedikit antrian (mengurangi biaya operasional karyawan)

<> dari aspek manajemen pemasaran :
bagaimana menarik lebih banyak konsumen dengan menawarkan diskon pada waktu tertentu dengan besar diskon tertentu, atau pengadaan undian berhadiah, dan lainnya.


Tulisan diatas adalah sebagian dari yang saya ketahui sebagai seorang lulusan teknik industri yang dididik untuk melihat sesuatu secara sistem atau bahasa kerennya, whole system analysis. Sengaja tidak saya jabarkan lebih detail, karena kalau tidak, postingan ini (dengan lebay-nya) akan berubah menjadi Institut Teknik Industri ^_^. Dan tentunya tidak menutup kemungkinan untuk mengkaryakan pemikiran aplikatif ini di tempat dan suasana kondisi lainnya.

"...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al Mujaadilah: 11)




1 komen:

Yaimuda said...

Yang gua suka bagian ergonomi visual. Jadi keinget dosen favorit gua. Kayak gimanaaa gitu. Hehe

Post a Comment

Back to Top