0

Sebuah Misi Siswa asal Belanda

Kunjungan little sister Fina ke Surabaya dalam rangka kerja praktek. Masih tertancap kuat dibenak saya sosok Fina. Gadis riang dengan senyum yang selalu terpampang diwajahnya. Dengan rambut pirang bergelombang yang lebih sering dibiarkan terurai. Serta kacamata bulatnya yang khas. Tugas dari sekolahnya dalam rangka kerja praktek: menjadi duta negara untuk sosialisasi pola hidup yang sustainable. Untuk mempertahankan keberadaan sumber daya dibumi agar cukup bagi anak cucu kita dimasa depan. Objek dari "kuliah tamu" Fina adalah masyarakat akademis di negara-negara yang penerapan budaya sustainable-nya masih rendah. Salah satu menurut Fina adalah Indonesia.

Fina sendiri baru berusia

16 tahun atau duduk dibangku SMA kelas 2. Usia yang sangat muda untuk pembawaannya yang dewasa dan meyakinkan ketika membawakan kuliah dikelas kami. Kami para mahasiswa kagum karena tugas kerja praktek mereka diberikan ketika SMA. Sedangkan kami baru saja menarik lapas lega lantaran berhasil menyelesaikan laporan kerja praktek yang rata-rata kami lakukan di liburan semester-semester atas.

Satu hal yang menarik bagi saya dalam penjabaran kuliah yang disampaikan adalah bahwa masyarakat Belanda telah dengan sadar diri (tanpa paksaan) untuk bersama-sama menciptakan pola hidup yang sustainable. Bahkan menanamkan kesadaran tersebut pada anak-anak sejak usia dini, yang menurut pengakuan Fina sudah diajarkan sejak dia SD. 

Mereka sangat mendukung program sustainable ini khususnya dalam hal transportasi. 

Tidak banyak orang Belanda yang memiliki mobil. Mereka lebih memilih menggunakan sepeda atau transportasi publik untuk bepergian. Mereka hanya menggunakan mobil untuk keperluan yang sangat mendesak. Bahkan pemerintahnya menyediakan infrastruktur berupa jalan khusus pengguna sepeda.


Hal lain yang menarik adalah sistem pembelajaran disana. Sejak awal siswa diarahkan untuk mengetahui bakat dan minat mereka untuk kemudian diasah disekolah. Pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi sering diadakan lomba-lomba yang mengikutsertakan banyak tim. Tim tersebut terdiri dari beberapa orang yang menguasai bidang keahlian tertentu. Hal tersebut melatih siswa untuk membangun kerjasama tim yang kuat dengan karakteristik orang yang berbeda-beda. Pada minggu-minggu tertentu mereka mengundang beberapa pakar bidang untuk memfasilitasi siswa yang ingin bertukar pikiran tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui. Hal ini sangat baik untuk melatih pikiran kritis siswa dan memberikan mereka pengetahuan yang luas melalui brainstorming. Para siswa juga didorong untuk tanggap terhadap permasalahan disekitarnya. Tidak jarang mereka diajak mengunjungi suatu perusahaan dan ditugaskan untuk memberikan rekomendasi terhadap problem yang dihadapi perusahaan tersebut. Para siswa merasa senang dengan program tersebut karena mereka dapat langsung menerapkan ilmu mereka pada problem-problem nyata dilapangan.

Sistem pendidikan kita seharusnya mampu berbenah dengan melakukan benchmarking pada negara-negara maju tersebut. Karena pendidikan merupakan salah satu tonggak negara untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

0 komen:

Post a Comment

Back to Top