0

film oh pilem


Ribuan kali mungkin saya telah menonton film. Terutama sejak menjejaki bangku perkuliahan. Saya lebih suka menonton film di layar komputer daripada menonton acara televisi. Dua alasan pokoknya tidak jauh-jauh dari faktor bobot tayangan dan kontrol terhadap tayangan yang dimau, (1) tayangan televisi semakin lama semakin diriwuhkan dengan sinema elektronik atau biasa disingkat sinetron, sedangkan saya lebih suka tontonan dengan beragam variasi yang tersedia di internet, khususnya film luar. Entah kenapa film lokal
tidak terlalu menggugah bagi saya. (2) Karena dengan kita menonton dilaptop, kita lebih berkuasa mengontrol jalannya film: pause, replay, rewind, playback, stop dan sebagainya. Dan lagi yang terpenting disini adalah TIDAK ADA IKLAN 😆


 
Saya menggunakan fasilitas media player untuk memutar film. Berbagai macam genre film tersedia, mulai dari kartun/animasi konsumsi anak-anak hingga film berbau futuristik/hi-tech, thriller, misteri dan lain sebagainya. Namun kiranya bosan juga menjadi konsumen. Beberapa kali sempat terpikir untuk membuat film sendiri. Tapi banyak hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkannya: naskah film, biaya produksi, pemain, kru film dan lain sebagainya. Bahkan sesekali iseng melihat "daftar isi" dari akhir film yang berisi peran ini dimainkan siapa, sutradara, pengarah cahaya, penata musik dan suara, make-up, bagian kostume, sponsor, asuransi dan lain sebagainya. Waw, sebuah kru yang saaangat besar. Kebutuhan SDM yang begitu luas. Tidak heran industri per-film-an  menjadi salah satu ladang subur mencari bertumpuk keping uang. 
 
Banyak sekali rumah produksi yang berkecimpung diindustri ini. Namun tidak ada yang tidak familiar dengan raksasa perfilman dunia yang semakin menggurita yaitu Hollywood. Yang kemudian diikuti dengan Bollywood (yang melambangkan kerajaan perfilman India). Kian lama kian berjaya saja industri ini. Layaknya bola salju yang menggelinding, diameternya akan semakin membesar. Sepertinya orang pun tidak akan pernah bosan dengan film. Karena disanalah kreatifitas para seniman (koreografer, artis, sutradara, penulis naskah, dll) dibaurkan menjadi sebuah karya audio-visual yang dapat dinikmati oleh banyak orang.
Sering kali pikiran saya tergelitik dengan pertanyaan seputar per-film-an ini. (1) Apakah film produksi lokal pernah ditayangkan diluar negeri? (Entah perasaan saya saja atau benar adanya produksi film lokal akhir-akhir ini didominasi film horor hmm), (2) Software atau tool apa yang digunakan untuk membuat film animasi? (penasaran sangat! 😆). Wallahua'lam bisshawab.

0 komen:

Post a Comment

Back to Top