6

pas merapi meletus dan gw di SoLo city

berita mengenai merapi dan letusannya sepertinya tidak akan pernah dingin. akan selalu ada berita hangat tentangnya karena status teraktifnya sedunia. cukup hangat saja semoga, tidak panas dengan berita-berita yang memilukan, sepanas lahar yang antri keluar dari mulutnya. bagi saya berita-berita mengenainya belakangan ini seakan mengangkat memori yang sempat mengendap antara aku dan merapi. beberapa tahun lalu, beberapa kilometer dari tempat saya menuntut ilmu sekarang.


tepatnya lima tahun lalu, sekitar 380 km kearah selatan dari surabaya, tempat saya menuntut ilmu sekarang. ketika saya menempuh separuh studi 2 SMA saya disebuah pondok pesantren di kota santri, Solo. suatu pagi dihari aktif sekolah, bergulat dengan rutinitas yang sama menjelang masuk kelas. sejam sebelum bel masuk sekolah berbunyi, rutinitas pagi hampir semua selesai. mandi, beberes kamar, menyetrika seragam, menyiapkan buku pelajaran untuk hari itu. saya dan teman-teman berleha-leha sejenak dikamar sambil menunggu waktu sarapan pagi. saya agak lupa pembicaraan apa yang sedang kami debatkan saat itu, karena tiba-tiba
saja ada beberapa buah guncangan yang sepertinya menjalar digedung asrama kami. lemari-lemari pakaian bergoyang, lampu gantung berayun. buku-buku bergeser dari raknya. ditengah kebingungan ku, dua orang temanku berseru kencang bersahut-sahutan, membangunkan yang lain dari keterpanaan "lindu...! lindu...!" malangnya saya baru pertama kali merasakan fenomena alam tersebut. ditambah keadaan saya yang bukan orang jawa asli, yang kalau boleh dibilang baru mendengar istilah "lindu" saat itu. tapi otak saya berfikir lebih cepat dari pentium tercepat. menggabungkan antara kata "lindu" dan guncangan gempa disekitar. kesimpulan yang saya dapat adalah "lindu" = "gempa"!

satu kata magic itu seakan menghipnotis seluruh persendian gerak ditubuhku. seketika saya berlari mengambil jilbab yang tergantung di lemari dan berlari keluar kamar. namun tujuannya adalah keluar gedung asrama. jadi saya berlari semakin cepat untuk sampai gerbang asrama. pada saat itu saya benar-benar merasakannya. apa yang disebut orang-orang dengan slow motion. yang biasa saya saksikan ada di film atau TV. tapi kali itu, sayalah aktornya, saya benar-benar merasakannya! seakan gerbang asrama berada jauh didepan. tidak tergapai walau saya lari seberapa cepat pun.

sampai diluar gedung, seketika itu pula guncangan "lindu" tadi berhenti. saya melihat mess (kekacauan-red) dimana-dimana. semua santri keluar dari gedung asrama, dari ruang makan. kami semua berkumpul dijalan. menjauh dari gedung beratap. walaupun gempa sudah reda, beberapa santri masih bertahan diluar untuk menghindari gempa susulan. beberapa lainnya kembali melanjutkan rutinitasnya, seakan gempa barusan hanya sebuah kejadian biasa. saya mengajak teman-teman untuk kembali kekamar. tidak berani sendiri. itu adalah pengalaman gempa pertama saya seumur hidup. dan saya perlu teman yang lebih tahu mengenai gempa untuk tindakan penyelamatan. ya, teman sekamar saya yang tadi berteriak "lindu" berasal dari Klaten. sepertinya dia sudah sering mengalami gempa. mengingat jarak Klaten yang juga relatif dekat dengan Merapi, jogja dan sekitarnya.


sekembalinya ke kamar kami ribut menceritakan apa yang baru saja terjadi. tidak ada yang menyangka sebelumnya bahwa pagi yang tenang akan berubah riwuh seperti tadi. pembicaraan mengalih pada merapi dan jogja yang diduga merupakan sumber dari semua ini. jogja! kata-kata itu mendadak mengiang dikepala saya. seluruh keluarga saya saat itu sedang berada di jogja, ayah ibu dan 2 orang adik. jika gempa yang barusan merambat ke Solo saya rasakan cukup besar, lalu bagaimana dengan jogja yang letaknya berdampingan dengan lokasi Merapi (Magelang). saya langsung mengambil uang dan pergi keluar kamar dengan satu tujuan, wartel! saya teramat cemas dengan kondisi keluarga dijogja sehingga tak sabar untuk menelpon. wartel antri sesampainya saya disana. tentunya saya tidak bisa menyerobot dan terpaksa antri dengan perasaan kalut. ketika tiba giliran saya masuk kabin, tangan saya gemetar, air mata mulai meleleh. saya menekan nomor yang sudah saya hafal. tuuuu....t tuuuuuu.....t tuuuuu...t... tak ada jawaban. saya mencoba beberapa kali dengan kecemasan yang meningkat setiap kali saya menekan tombol redial. pada deringan yang kesekian, alhamdulillah gagang telpon diseberang diangkat. it's my mom. langsung pertanyaan-pertanyaan kecemasan meluncur dari mulut ku. air mata pun ikut meluncur dari mata. ibu mengatakan mereka baik-baik namun guncangan masih terasa dan cukup keras. warga dihimbau untuk berada diluar gedung. saya menyadari tidak bisa berlama-lama menahan ibu untuk tetap didalam rumah mengangkat telpon. jadi saya mengakhiri pembicaraan tersebut dengan berat hati namun sedikit lega karena tahu mereka baik-baik saja.

keluar dari wartel saya melihat anak-anak ramai didepan salah satu gedung asrama. menunjuk-nunjuk kearah barat. saya penasaran. "ada apa?" "itu, asap merapi kelihatan dari sini" sambil dia menunjuk kearah barat. tidak kelihatan jelas. namun itu pasti merapi. asapnya tebal putih agak keabu-abuan. menutupi puncaknya yang hanya kelihatan kecil dari tempat kami memandangnya sekarang.

Subhanallah... Allahu Akbar... Alhamdulillah...

that was my one-unforgetable morning with Merapi...what about yours? have you any? let's share here

6 komen:

Yaimuda said...

about me? yang ada cuman memori kepulan asap tebal membumbung tinggi yang siap melahap kampungku serta isinya. itu olehku. .

ceritone apik liek. . :-D

liek said...

sek sek sek... sepanjang sejarah per-jawa-an, ga pernah denger ada gunung tumbuh di Pati... ato ntu kampung lain? he

yaimuda said...

ada, gunung tumpukan daun tebu di belakang kampung. :-D

liek said...

hmm brati belakang kampungnya sumber polusi tu hehe.... apa daun tebu ndak bisa didayagunakan wat apaaaa gitu? biar ndak berakhir meng-arwah jadi asap gentanyang yang menyesakkan pernapasan hehe

syalala said...

huwaa, aq gak pernah, paling poll ya banjir menggenang, sampe' sepaha, hehe :P

syalala said...

huwaaa, aq kagak pernah ngalamin begitu-an, paling poll ya banjir sampe' setinggi paha :P

Post a Comment

Back to Top