0

Introvert yang belajar berbicara didepan publik.

Trauma? hmm... alasan yang dibuat-buat saja. Mentang-mentang pernah gagal bergabung dengan crew majalah sekolah ragara ga lulus tes wawancara. Bahkan si mbak pewawancara terlihat sangat illfeel (haha maaph ya mbak bikin mood anda anjlok :))

Tapi diawal tahun 2010 ini, mau ga mau dihadapkan pada 3 tuntutan karir yang mengharuskan aku ngomong... Tak bisa menunggu lama-lama untuk memudarkan trauma ku. Karena lepas dari bulan ini, basi semua.

Entah bagaimana caranya, tapi aku harus membangunkan diri dari bisu panjang. Menyadarkan diri bahwa itu hanya bisikan setan yang jelas ga mau lihat aku berhasil. Lihat saja, orang-orang di tipi-tipi, di koran-koran (?), pembicara, trainer dan lain sebagainya. Mereka santai saja ngomong. Mereka bisa. Apa bedanya mereka dan diriku? Sama-sama manusia. Big question-nya adalah "Apa sih yang ditakutin dari ngomong di depan umum?"...

Hmm.. Bismillah. Lebih baik menanggung resiko dari pada harus berdiam diri dan menatap kagum para pembicara yang tampak hebat itu. (Berarti kalo aku bisa ngomong didepan publik aku hebat? ya! he :) )

=============================================================

Diatas adalah tulisan saya tahun 2010. 10 tahun silam. Sepertinya momen 'terpaksa berbicara didepan umum' itu adalah ketika saya mengikuti klub debat Bahasa Inggris. Saya tipikal yang sangat sedikit berbicara. Orang bilang "kalau belum di gong belum ngomong". Maksudnya kalau tidak diajak bicara duluan saya tidak akan mulai bicara. Bahkan sampai sekarang pun masih begitu, seringnya. 

Masuk ke klub debat Bahasa Inggris ini pun bukan murni kemauan saya. Ngomong yang biasa saja (ngobrol) saya jarang sekali, lha ini disuruh debat. Tapi karena paksaan (yang saya tahu diakhir bahwa ini baik untuk saya) akhirnya saya mengiyakan. Bukan sekedar kegiatan rutin organisasi, bahkan mengantarkan saya dan tim berpartisipasi dalam lomba dan sampai pada putaran final. Saya? Yang introvert ini?  

Jadi untuk para (yang mengaku atau merasa) introvert diluar sana. Pada dasarnya kita bisa. Hanya mungkin perlu sedikit 'paksaan'. Entah dari diri kita sendiri, atau dorongan orang lain disekitar kita. Hilangkan semua pikiran negatif, apapun itu. Coba saja dulu. Ekspresikan dirimu. Kita bisa. 😄

0 komen:

Post a Comment

Back to Top